REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi virus corona mempengaruhi orang dalam banyak hal, terutama bagi perempuan. Seorang spesialis dari Mayo Clinic di negara bagian Minnesota, AS mengatakan dalam sebuah pernyataan risiko penyakit jantung wanita meningkat selama pandemi.
Selama epidemi, banyak wanita berjuang menggabungkan berbagai kewajiban mereka di tempat kerja, di rumah, dan dalam kehidupan pribadi mereka. Hal ini mengakibatkan stres fisik dan emosional yang lebih besar.
Dilansir Al Arabiya, ahli jantung di Mayo Clinic Mayra Guerrero menyatakan stres dengan sendirinya dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan terkadang bahkan memicu serangan jantung. Ia menambahkan prioritasnya sekarang adalah meningkatkan kesadaran tentang masalah tersebut.
“Pola makan yang buruk atau kurang olahraga juga bisa menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskular,” tambahnya.
Guerrero menambahkan penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian nomor satu bagi pria dan wanita di seluruh dunia. Ia menekankan banyak wanita tidak menyadari fakta ini.
Meski orang-orang tidak dapat mengontrol genetika mereka dalam hal penyakit jantung, mereka dapat memiliki kendali atas pilihan gaya hidup yang pada gilirannya dapat menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah. Membuat pilihan gaya hidup sehat akan membantu mengurangi risiko ini bahkan untuk orang yang secara genetik memiliki kecenderungan penyakit dan kondisi kardiovaskular.
“Lakukan diet seimbang yang mencakup lebih banyak buah dan sayuran, dan sertakan olahraga dalam kehidupan sehari-hari Anda, idealnya setiap hari. Tapi paling tidak empat hari dalam seminggu. Dan yang sangat penting: dilarang merokok,” katanya.