REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi II DPR Guspardi Gaus, menilai Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Budi Santosa Purwokartiko layak dipecat dari tim reviewer program LPDP. Unggahan Budi Santosa diduga rasis dengan menyebut penutup kepala ala manusia gurun di media sosial pribadinya.
"Meminta kepada Direktur LPDP segera mengambil tindakan dengan memecat Prof Budi Santosa sebagai tim penguji/ pewawancara program LPDP ini," kata Guspardi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/5/2022).
Selanjutnya ia juga berharap agar Budi Santosa diproses hukum karena bertindak rasis menghina dan melecehkan wanita berhijab serta ajaran Islam. Bagaimanapun sebagai pejabat publik dari lembaga akademis semestinya menjunjung tinggi dan merefleksikan academic attitude dan mindset.
"Ditambah lagi dia bergelar profesor, tentu apa yang dilakukannya, publik jadi meragukan integritas, kapasitas, dan kapabilitasnya," ucapnya.
Menurutnya pernyataan tulisan Budi dinilai menyinggung perempuan yang memakai hijab. Diksi yang dipakai dinilai cenderung merendahkan perempuan yang memakai penutup kepala (hijab) yang dikesankan sebagai manusia gurun.
Menurutnya Budi Santosa lupa atau tidak mau mengakui fakta bahwa ada wanita muslimah yang mempunyai prestasi akademik yang moncer dan bekerja di perusahaan besar. Ia mencontohkan, Ars Vita Alamsyah, perempuan muda berjilbab yang berhasil menembus pendidikan di dua Universitas bergengsi di Amerika serikat, dan kini bekerja di perusahaan 'SpaceX' milik Ellon Musk.
Guspardi mengatakan walaupun dihadapkan dengan perbedaan budaya, serta statusnya sebagai wanita Muslim, Ars Vita berani melawan diskriminasi hijab serta membuktikan bahwa wanita berjilab berhasil menggapai posisi penting di perusahaan raksasa teknologi yang didominasi laki-laki. "Sungguh prestasi yang membanggakan," ucapnya.
Politikus PAN itu berpesan kepada mahasiswi muslimah yang memakai kerudung/hijab untuk tetap konsisten memakai penutup kepala, mengingat hal tersebut anjuran agama Islam. Ia juga berharap kisah sukses Ars Vita menjadi insprirasi.
"Sindiran oleh seorang bergelar profesor itu sebagai motivasi dan memacu semangat untuk dapat membuktikan wanita muslimah itu dapat berprestasi dan berbuat untuk kepentingan bangsa, negara dan Agama," tuturnya.