Tatar Krimea
Sejarah Tatar Krimea adalah sejarah penyebaran dan diaspora. Beberapa meninggalkan Semenanjung berabad-abad yang lalu, ketika menjadi bagian dari kekaisaran Rusia, terutama pindah ke Kekaisaran Ottoman dan tinggal di Turki saat ini.
Pada 1944, pemimpin Soviet Joseph Stalin mendeportasi lebih dari 191 ribu Tatar Krimea ke Uzbekistan karena diduga bersimpati kepada invasi Jerman, meskipun sejumlah besar bertempur di Tentara Merah. Digiring ke gerbong kereta ternak, lebih dari setengahnya meninggal di jalan.
Ketika Uni Soviet runtuh pada 1991, Tatar dapat kembali ke Semenanjung, yang merupakan bagian dari Ukraina yang merdeka. Meskipun demikian, sejak Perang Dunia Kedua rumah mereka telah ditempati dan mereka tidak pernah diberikan reparasi atau kompensasi apa pun.
Pada 2014, setelah aneksasi Rusia atas Krimea, majelis lokal Tatar dilarang dan komunitas tersebut didiskriminasi karena bersimpati kepada Ukraina. Hampir 10 persen Tatar meninggalkan semenanjung, beberapa pergi ke ibu kota, banyak yang pergi ke kota terdekat Ukraina, Kherson yang diduduki oleh Rusia pada awal perang 2022.
Oleh karena itu, beberapa Tatar Krimea telah menjadi pengungsi dua kali dalam dekade terakhir, pada 2014 dan 2022. Yang lain pergi ke Zaporizhzhia, kota di sebelah Mariupol yang hancur, yang bisa menjadi target serangan Rusia berikutnya.
Ramadhan di bawah bom
Muslim Ukraina dari semua latar belakang menyaksikan gangguan pada kehidupan mereka sebelum Ramadhan 2022. Lisa, yang memeluk Islam sebagai orang dewasa, berbicara kepada The New Arab tentang pengalamannya Ramadhan di Ukraina selama perang.
Ketika ditanya tentang kesulitan yang dia hadapi, perhatian pertama dan paling mendesaknya bukan untuk dirinya sendiri, tetapi tentang Muslim Ukraina di garis depan dan kesulitan yang mereka hadapi. Mereka berpuasa sambil mempertahankan tanah air mereka.