Dia juga terisolasi, tinggal di negara asing, terpisah dari sesama komunitas Muslim Ukraina, tetapi yang lain menyambut dan memahami iman mereka. “Semua orang yang menjamu kami di bagian barat Ukraina sangat baik dan toleran terhadap latar belakang Muslim saya. Makanan yang mereka berikan kepada kami adalah halal dan mereka hanya memasak makanan halal saat kami berada di rumah mereka,” kata Elnara, yang meninggalkan Kyiv bersama putrinya pada 25 Februari ke bagian barat Ukraina.
Ketika serangan Rusia terus bergerak ke barat, Elnara dan putrinya pindah ke Jerman, di mana sebuah keluarga menerima mereka. "Keluarga ini juga sangat toleran terhadap agama kami. Mereka membelikan kami makanan halal saja,” jelasnya.
Namun, dia memutuskan tidak berpuasa tahun ini. Karena ia tinggal bersama tiga keluarga dalam satu rumah, di mana sebagian orang tidur di dapur sehingga ia tidak mungkin makan saat orang tidur di sana.
Sheikh Ismagilov, mufti komunitas Muslim Ukraina, adalah penduduk asli Donetsk. Seperti Tatar Krimea lainnya, ia harus meninggalkan kampung halamannya setelah separatis yang didukung Rusia menduduki wilayah Donbas Ukraina timur pada 2014. Karena dia adalah seorang kritikus yang blak-blakan atas invasi, dia menghadapi ancaman penangkapan.
Dia tetap tidak terpengaruh dan terus menjadi suara Muslim Ukraina serta kritikus invasi Rusia, khususnya para pemimpin agama Muslim Rusia yang telah mendukung tindakan Putin. Sebagai akibat dari perang, ia telah menjadi imam pasukan militer yang membela Ukraina, bersama dengan jaringan imam yang melayani kebutuhan tentara Muslim, termasuk upacara pemakaman.
Ketika ditanya oleh organisasi berita lokal Ukraina, "Apakah Anda berencana tetap di Kyiv sampai kemenangan?" dia menjawab, “Sampai akhir yang menang, ya. Saya akan pergi ke perbatasan, jika perlu. Menjadi anggota batalion, saya berharap menjadi seorang pejuang, bukan seorang ulama. Jadi ya – untuk kemenangan kami, dan seterusnya,” ujar Ismagilov.
https://english.alaraby.co.uk/analysis/ukraines-muslims-celebrate-eid-under-russian-bombs