Kamis 05 May 2022 10:25 WIB

Biden akan Bahas Sanksi Tambahan pada Rusia di Pertemuan G7

AS terus berbicara dengan mitra-mitranya tentang sanksi tambahan

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan akan berbicara dengan pemimpin dunia lainnya dalam pertemuan Group of Seven (G7) pekan ini tentang sanksi tambahan pada Rusia karena perang di Ukraina masih berlangsung dan semakin intensif.
Foto: AP/Carolyn Kaster
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan akan berbicara dengan pemimpin dunia lainnya dalam pertemuan Group of Seven (G7) pekan ini tentang sanksi tambahan pada Rusia karena perang di Ukraina masih berlangsung dan semakin intensif.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan akan berbicara dengan pemimpin dunia lainnya dalam pertemuan Group of Seven (G7) pekan ini tentang sanksi tambahan pada Rusia karena perang di Ukraina masih berlangsung dan semakin intensif.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan AS terus berbicara dengan mitra-mitranya tentang sanksi tambahan dan dapat mengambil "tindakan tambahan" untuk menekan Moskow. Dalam konferensi Wall Street Journal, Yellen tidak membeberkan tindakan apa yang sedang dipertimbangkan.

Namun ia menekankan langkah lebih lanjut akan diambil "bila Rusia melanjutkan perang terhadap Ukraina."

"Kami selalu terbuka pada sanksi tambahan," kata Biden pada wartawan saat ditanya tentang rencana AS usai Uni Eropa mengusulkan sanksi yang lebih keras pada Rusia termasuk embargo minyak, Rabu (4/5/2022) kemarin.

"Saya akan berbicara dengan anggota G7 pada pekan ini tentang apa yang akan dan tidak akan kami lakukan," tambahnya.

Baca juga : Rusia Tuding Tentara Bayaran Israel Bantu Milisi Azov di Ukraina

Gedung Putih menolak mengatakan kapan Biden akan berbicara dengan pemimpin Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, Kanada dan Italia. Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki menolak mengungkapkan nama oligarki Rusia yang dapat dimasukan ke dalam daftar sanksi AS tapi ia mengatakan AS akan meninjau terus opsi-opsi itu.

"Saya akan katakan, tidak ada yang aman dari sanksi kami," katanya.

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan Rusia meningkatkan serangannya di Ukraina timur dalam perang yang sudah berlangsung selama 10 pekan, menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan lainnya mengungusi.

Rusia yang menyebut invasi itu sebagai "operasi militer khusus" juga meningkatkan serangan ke target-target di Ukraina Barat. Moskow mengatakan hendak mengganggu pengiriman senjata dari Barat. Belarusia yang merupakan sekutu dekat Rusia juga menggelar latihan militer skala besar.

Sanksi-sanksi terbaru Uni Eropa mengincar bank-bank besar Rusia dan melarang stasiun televisi dan radio Rusia menggunakan gelombang udara Eropa. Sanksi itu juga ingin mengembargo minyak Rusia selama enam bulan.

Baca juga : Belarusia Gelar Latihan Tempur Skala Besar

Biden mengecam Rusia atas apa yang ia sebut "kejahatan perang besar" di Ukraina. Ia menekankan pertanggungjawaban Moskow atas serangan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Washington juga telah memberikan sanksi pada bank-bank dan elit Rusia. Termasuk melarang warga AS berinvestasi di Rusia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement