REPUBLIKA.CO.ID., JENEWA -- Kasus dan kematian Covid-19 terus menurun di seluruh dunia, tetapi para ilmuwan Afrika Selatan yang mengidentifikasi jenis omicron telah melaporkan dua sub-varian lagi, kata koordinator Organisasi Kesehatan Dunia, WHO pada Rabu (4/5/2022).
"Tapi tren ini, meski disambut, tidak menceritakan kisah lengkapnya. Didorong oleh sub-varian Omicron, kami melihat peningkatan kasus yang dilaporkan di Amerika dan Afrika," kata Tedros.
"Para ilmuwan Afrika Selatan yang mengidentifikasi Omicron akhir tahun lalu kini telah melaporkan dua sub-varian Omicron lagi, BA.4 dan BA.5, sebagai alasan lonjakan kasus di Afrika Selatan."
WHO mengatakan terlalu dini untuk mengetahui apakah sub-varian baru ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada sub-varian omicron lainnya, merekomendasikan vaksinasi untuk perlindungan.
Lanjutkan vaksinasi
Namun, data awal menunjukkan vaksinasi tetap melindungi terhadap penyakit parah dan kematian, katanya.
"Cara terbaik untuk melindungi orang tetap vaksinasi, di samping upaya kesehatan masyarakat dan sosial yang telah dicoba dan diuji," kata Tedros. "Ini adalah tanda lain bahwa pandemi belum selesai."
Pada webinar yang sama, WHO mengatakan jumlah anak dengan hepatitis yang tidak diketahui asalnya, yang muncul di Inggris bulan lalu dan kemudian terdeteksi di negara lain, telah meningkat menjadi setidaknya 228 di 20 negara.
Menanggapi pertanyaan tentang hepatitis, Philippa Easterbrook, peneliti WHO tentang HIV, hepatitis, dan infeksi menular seksual, mengatakan organisasi kesehatan sedang menyelidiki 50 kasus yang dilaporkan.
Kementerian Kesehatan Indonesia mengumumkan pada Senin bahwa tiga anak, yang didiagnosis dengan virus hepatitis yang tidak diketahui asalnya, telah meninggal di rumah sakit.
Easterbrook mengatakan: "Kami sedang menyelidiki semua penyebab infeksi atau non-infeksi dari sumber virus. Sejauh ini, belum ada temuan bahwa virus ini berasal dari wilayah, makanan, atau racun mana pun."
Inggris pertama kali melaporkan peningkatan signifikan yang tak terduga dalam kasus hepatitis akut parah yang tidak diketahui asalnya pada anak-anak muda, yang umumnya sebelumnya sehat.
Menurut WHO, pada 23 April, beberapa negara lain melaporkan peningkatan tak terduga dalam kasus tersebut.
Banyak kasus melaporkan gejala gastrointestinal, termasuk sakit perut, diare, dan muntah, yang mendahului gejala hepatitis akut yang parah.
Sebagian besar kasus tidak mengalami demam, tetapi adenovirus telah terdeteksi dalam banyak kasus.