Jumat 06 May 2022 00:05 WIB

Biden dan Pemimpin Negara G7 akan Bahas Sanksi Rusia

Biden akan bicara dengan negara G7 tentang potensi sanksi tambahan terhadap Rusia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan berbicara dengan para pemimpin lain dari negara-negara Kelompok Tujuh (G7), tentang potensi sanksi tambahan terhadap Rusia.
Foto: AP/Carolyn Kaster
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan berbicara dengan para pemimpin lain dari negara-negara Kelompok Tujuh (G7), tentang potensi sanksi tambahan terhadap Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON  -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan berbicara dengan para pemimpin lain dari negara-negara Kelompok Tujuh (G7), tentang potensi sanksi tambahan terhadap Rusia. Langkah ini diambil karena Rusia terus melanjutkan serangannya ke Ukraina.

"Kami selalu terbuka untuk sanksi tambahan. Saya akan berbicara dengan anggota G7 minggu ini tentang apa yang akan kami lakukan atau tidak lakukan," ujar Biden.

Gedung Putih menolak mengatakan kapan Biden akan berbicara dengan para pemimpin negara G7, yang terdiri dari Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, Kanada, dan Italia. Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki menolak menyebutkan nama oligarki potensial yang akan ditambahkan ke daftar sanksi AS. Dia mengatakan, Amerika Serikat terus meninjau opsinya.  

"Saya akan mengatakan, tidak ada yang aman dari sanksi kami," kata Psaki.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, Amerika Serikat terus berdiskusi dengan mitranya tentang sanksi lebih lanjut dan dapat mengambil "tindakan tambahan" untuk menekan Moskow. Yellen tidak akan meninjau tindakan spesifik apa pun yang sedang dipertimbangkan. Tetapi dia menekankan bahwa, AS dan mitranya akan mengambil tindakan lebih lanjut jika Rusia melanjutkan perang melawan Ukraina.

Yellen meyakini sanksi Barat telah berdampak besar pada ekonomi Rusia. Termasuk membatasi investasi asing dan mencegah Rusia mengakses barang-barang yang dibutuhkan, untuk bersaing dalam ekonomi global jangka panjang.

Baca juga : Pentagon: Sebagian Besar Pasukan Rusia Tinggalkan Mariupol

Yellen mengatakan, dorongan Uni Eropa untuk memotong impor minyak Rusia tahun ini dapat mendorong harga minyak lebih tinggi. Menurut Yellen, langkah tersebut perlu dipertimbangkan. Dia menambahkan bahwa, Amerika Serikat akan bekerja sama dengan Eropa untuk memastikan negara-negara di benua biru tersebut memiliki pasokan energi yang dibutuhkan.

Rusia telah mengintensifkan serangannya di Ukraina timur. Kementerian Pertahanan Ukraina pada Rabu (4/5/2022) mengatakan, perang yang berlangsung hampir 10 minggu telah menewaskan ribuan orang, dan meratakan kota-kota Ukraina.

Biden telah menggarisbawahi tekadnya untuk meminta pertanggungjawaban Moskow atas peluncuran perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.  Washington telah menargetkan bank dan elit Rusia dengan serangkaian sanksi, termasuk melarang orang Amerika berinvestasi di Rusia.

Baca juga : Arab Saudi Investigasi Penyebab Kekacauan di Bandara Jeddah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement