Kamis 05 May 2022 15:58 WIB

Korsel Negara Asia Pertama Bergabung Pertahanan Siber NATO

Badan Intelijen Nasional Korsel resmi diterima NATO Cooperative Cyber Defense Center.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Korea Selatan menjadi negara Asia pertama yang bergabung dengan kelompok pertahanan siber North Atlantic Treaty Organization atau NATO, Kamis (5/5).
Foto: EPA-EFE/STEPHANIE LECOCQ
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Korea Selatan menjadi negara Asia pertama yang bergabung dengan kelompok pertahanan siber North Atlantic Treaty Organization atau NATO, Kamis (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan menjadi negara Asia pertama yang bergabung dengan kelompok pertahanan siber North Atlantic Treaty Organization atau NATO, Kamis (5/5/2022). Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan secara resmi diterima di NATO Cooperative Cyber Defense Center of Excellence (CCDCOE) yang berbasis di Tallinn, Estonia.

Menurut laporan Yonhap News, dengan pengakuan terhadap Seoul, jumlah anggota kelompok tersebut kini telah meningkat menjadi 32, termasuk 27 anggota yang tergabung dalam NATO. Tergabung NIS dalam CCDCOE sekaligus mewakili Korea Selatan dalam kegiatan pelatihan dan penelitian pusat.

Baca Juga

"Kami berencana untuk memperkuat kemampuan respons siber kami ke tingkat kelas dunia dengan meningkatkan jumlah staf kami yang dikirim ke pusat dan memperluas cakupan pelatihan bersama," kata NIS.

NIS memang telah berusaha agar bisa bergabung menjadi anggota CCDCOE dalam beberapa waktu yang lalu. Badan tersebut menyerahkan surat permohonan untuk menjadi anggota badan siber NATO ini sejak 2019. Bahkan NIS telah dua kali mengikuti latihan siber CCDCOE terbesar di dunia pada 2020 dan 2021.

NATO mendirikan CCDCOE pada 2008 sebagai tanggapan atas dugaan serangan siber Rusia yang melumpuhkan jaringan negara Estonia. Pada 2017,  server parlemen, kementerian, bank dan media Estonia diserang dan membuat sebagian sistemnya lumpuh. Penyerangan ini diklaim dilakukan oleh Rusia meski itu telah disangkal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement