Menabung Amal Jariyah dengan Kreativitas dan Inovasi
Red: Fernan Rahadi
Amal jariyah (ilustrasi) | Foto: Republika.co.id
Oleh : Hapsari Wahyuningsih*
REPUBLIKA.CO.ID, Siapa yang tidak mengenal Gladdys West, Steve Jobs, hingga Elon Musk? Mereka adalah sebagian dari tokoh dunia yang dikenal sebagai inventor atau penemu kecanggihan teknologi mulai dari teknologi GPS, teknologi smartphone, hingga mobil listrik. Bahkan sadar tidak sadar kita semua sudah bergantung dengan kecanggihan inovasi teknologi tersebut.
Adapun penemu Muslim di antaranya Al- Khwarizmi, yang algoritmanya dinamai dan dikenal sebagai pengembang aljabar modern. Ibn-ul-Haytham- Ulama Alhazen (Abu al-Hasan) dari Basra yang merupakan tokoh berpengaruh bidang optik, astronomi, dan matematika. Sementara, dokter kelahiran Andalusia Albucasis (Abu al-Kasim) adalah salah satu tokoh medis paling signifikan di Abad Pertengahan terutama metode pengobatan untuk uretra, telinga, dan kerongkongan, dan merupakan orang pertama yang menggambarkan kehamilan ektopi.
Tokoh-tokoh Muslim tersebut adalah sebagian dari tokoh yang berperan dalam penemuan hebat yang hingga saat ini masih digunakan oleh dunia. Jika kita renungkan kebermanfaatan mereka untuk umat di dunia sangatlah banyak jika kalkulasikan dengan hitungan duniawi. Akan tetapi amal jariyah yang mengalir terus menerus yang mereka dapatkan tidak akan pernah bisa kita hitung secara angka.
Amalan jariyah terus menghasilkan pahala yang terus mengalir sampai akhir dunia kepadanya. Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak soaleh yang berdoa kepadanya. (HR Muslim).
Dikutip dari co-founder Good News From Indonesia (GNFI), Akhyari Hananto (2021), kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide- ide baru dan cara-cara baru untuk memecahkan masalah dan menemukan peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan mencari peluang.
Kreativitas akan menjadi ladang amal jariyah bagi kita seorang Muslim adalah pada prinsip 2P yaitu People and Planet. Sabda Rasulullah SAW, Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaat bagi orang lain (HR Bukhari).
People untuk membawa ladang amal jariyah adalah sebanyak mungkin membawa kebermanfaatan bagi orang banyak. Firman Allah, Dia telah mencitakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya.
Karena itu, mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan(doa hamba- Nya) (QS Hud 61).
Dapat dipahami bahwa peran manusia sebagai khalifah Allah termasuk untuk menjaga keseimbangan dan ekosistemnya supaya tidak rusak dan hancur. Sehingga makna Planet adalah bagaimana inovasi harus mampu melindungi alam, menjaga kelestarian, dan biodiversitas, kalau bisa justru meningkatkan. Dan tidak lupa masih ada P yang terakhir yaitu Profit, yang maknanya dapat menghasilkan secara materi minimal untuk bertahan dari sisi operasional dan finansial secara wajar.
Dalam QS Al Imron ayat 92 yang artinya Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Dengan demikian, amal jariyah bisa diartikan salah satu bentuk kebajikan yang dapat mendatangkan pahala yang cukup besar bagi pelakunya, meskipun ia telah meninggal dunia. Dengan kreativitas dan inovasi yang dilandasi dengan kerangka 2P + P (People, Planet + Profit) semoga menjadi ladang amal jariyah bagi kita semua. Aamiin Yaa Robbal `Aalamiin.
*Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Unisa Yogyakarta