Jumat 06 May 2022 07:20 WIB

Hindari Sanksi, Miliarder Rusia Larikan Diri ke Dubai

UEA belum menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atau mengkritik invasinya ke Ukraina.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Kota Dubai (ilustrasi)
Kota Dubai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dubai saat ini muncul sebagai surga bagi orang kaya Rusia sebagai tempat untuk melarikan diri dadi dampak sanksi barat atas perang di Ukraina. Dikutip dari BBC, Kamis (5/5/2022), Miliarder dan pengusaha Rusia tiba di Uni Emirat Arab (UEA) dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Pembelian properti di Dubai oleh orang Rusia melonjak 67 persen dalam tiga bulan pertama 2022. Sebab saat ini, UEA belum menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atau mengkritik invasinya ke Ukraina.

Baca Juga

Kondisi tersebut juga membuat UEA yang masih memberikan visa kepada orang Rusia yang tidak terkena sanksi. Sementara banyak negara Barat telah membatasi mereka.

Diperkirakan ratusan ribu orang telah meninggalkan Rusia selama dua bulan terakhir meskipun angka pastinya belum bisa dirilis. Ekonom Rusia mengatakan sebanyak 200 ribu orang Rusia telah pergi dalam 10 hari pertama setelah perang dimulai.

Virtuzone, yang membantu perusahaan untuk mendirikan operasi di Dubai, telah melihat lonjakan besar klien dari Rusia. “Kami menerima lima kali lebih banyak pertanyaan dari Rusia sejak perang dimulai," kata Kepala Eksekutif Virtuzone George Hojeige. 

Hojeige mengungkapkan bangak ktang Rusia khawati tentang krisis ekonomi yang akan datang. “Itu sebabnya mereka pindah ke sini untuk mengamankan kekayaan mereka," tutur Hojeige.

Masuknya warga negara Rusia telah mendorong permintaan vila dan apartemen mewah di seluruh kota. Agen real estat melaporkan lonjakan harga properti karena orang Rusia yang tiba di Dubai ingin membeli rumah.

Agen real state yang berbasis di Dubai, Betterhomes menemukan pembelian properti oleh orang Rusia melonjak dua pertiga dalam tiga bulan pertama 2022. Agen real estat lainnya, Modern Living mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah mempekerjakan banyak agen berbahasa Rusia untuk memenuhi permintaan yang meningkat. 

Chief Executive Modern Living Thiago Caldas mengatakan mereka menerima banyak telepon dari warga negara Rusia yang ingin segera pindah ke Dubai. “Orang Rusia yang datang tidak membeli hanya untuk investasi, mereka melihat Dubai sebagai rumah kedua," ungkap Caldas.

Selain itu, bayak perusahaan multinasional dan perusahaan rintisan Rusia juga merelokasi karyawan mereka ke UEA. Fuad Fatullaev adalah salah seorang pendiri WeWay, sebuah perusahaan teknologi blockchain yang memiliki kantor di Rusia dan Ukraina. 

Setelah perang terjadi, Fatullaev dan rekan-rekannya memindahkan ratusan karyawan ke Dubai. “Perang memiliki dampak besar pada operasi kami. Kami tidak dapat melanjutkan seperti sebelumnya karena kami harus memindahkan ratusan orang ke luar Ukraina dan Rusia,” kata Fatullaev.

Fatullaev mengungkapkan alasa memilih untuk memindahkan karyawan mereka ke UEA karena menawarkan lingkungan ekonomi dan politik yang aman untuk menjalankan bisnis. Fatullaev menuturkan bisnis Rusia pindah karena mereka merasa sangat sulit untuk beroperasi karena sanksi. 

Tantangannya bahkan lebih akut bagi perusahaan yang berurusan dengan klien dan merek internasional. Sebab sebagian besar karen perusahaan barat telah memutuskan hubungan dengan perusahaan yang berbasis di Rusia. 

Perusahaan global seperti Goldman Sachs, JP Morgan dan Google yang telah menutup kantor di Rusia. Selain itu juga merelokasi beberapa karyawan mereka ke Dubai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement