Jumat 06 May 2022 08:08 WIB

Pentagon: Sebagian Besar Pasukan Rusia Tinggalkan Mariupol

Rusia hanya menyisakan sekitar dua batalion gugus tempur di sana atau 2.000 prajurit.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Asap mengepul dari Metallurgical Combine Azovstal di Mariupol, di wilayah di bawah pemerintahan Republik Rakyat Donetsk, timur di Mariupol, Ukraina, Kamis, 5 Mei 2022. Pertempuran sengit berkecamuk di pabrik baja yang terkepung di Mariupol saat pasukan Rusia berusaha untuk selesaikan pertahanan terakhir kota dan selesaikan penangkapan pelabuhan vital yang strategis.
Foto: AP Photo
Asap mengepul dari Metallurgical Combine Azovstal di Mariupol, di wilayah di bawah pemerintahan Republik Rakyat Donetsk, timur di Mariupol, Ukraina, Kamis, 5 Mei 2022. Pertempuran sengit berkecamuk di pabrik baja yang terkepung di Mariupol saat pasukan Rusia berusaha untuk selesaikan pertahanan terakhir kota dan selesaikan penangkapan pelabuhan vital yang strategis.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon mengatakan sebagian besar pasukan Rusia di sekitar Kota Mariupol, Ukraina sudah pergi dan berangkat menuju utara. Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menambahkan Rusia hanya menyisakan sekitar dua batalion gugus tempur di sana atau sekitar 2.000 prajurit.

Pada Kamis (5/5/2022) juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan walaupun serangan udara Rusia masih membombardir Mariupol. Tapi progres Moskow di kota itu "berjalan lambat" dan sementara pertempuran utama masih terjadi di Donbas.

Baca Juga

Ia mengatakan tidak terlihat ada momentum atau perilaku Rusia yang berubah sementara 9 Mei semakin dekat. Rusia merayakan tanggal itu sebagai Hari Kemenangan.

Rusia menetapkan pada tanggal itu Uni Soviet mengalahkan Nazi Jerman pada Perang Dunia II. Terdapat tanda-tanda Presiden Rusia Vladimir Putin ingin meraih kemenangan besar saat ini berpidato dalam parade militer di Red Square pada hari itu.

Kirby mengatakan AS masih menilai Rusia melewatkan jadwal yang telah ditetapkan. Moskow juga tidak mencapai kemajuan berarti di Donbas seperti yang telah Washington prediksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement