REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Suasana Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, Arab Saudi terlihat kacau pada Selasa (3/5/2022). Kejadian ini disebabkan sejumlah besar penumpang yang hendak berangkat justru telah datang jauh sebelum waktu yang dijadwalkan dan menyebabkan kelebihan kapasitas.
Dilansir dari Saudi Gazette, Rabu (4/5/2022), kepadatan tersebut dipicu oleh kedatangan jamaah umroh yang berangkat jauh sebelum jam terbangnya. Mereka memilih untuk jongkok di lantai di ruang tunggu dan parkir karena kurangnya pengaturan tempat duduk.
Selain para peziarah ini, jumlah pemudik reguler untuk musim liburan ditambah dengan antrean yang berliku di konter pemeriksaan dan troli bagasi yang terlalu penuh membuat perjalanan di dalam bandara menjadi sulit. Para pejabat menyalahkan lembaga Tawafah atas kemacetan karena mereka membawa jamaah haji mereka ke bandara setidaknya 12 jam sebelum waktu keberangkatan penerbangan.
Meskipun administrasi bandara bekerja sepanjang waktu untuk mengurangi kepadatan, pengaturan ketertiban di bandara tetap memakan waktu. Tetapi mereka meyakinkan semua penerbangan akan berangkat tepat waktu.
"Alasan utama di balik jumlah jamaah yang sangat besar di bandara adalah kurangnya komitmen dari perusahaan umroh terhadap jadwal penerbangan," kata seorang pejabat.
Kementerian Haji dan Umroh telah memperingatkan perusahaan yang mengirim jamaahnya 12 jam sebelum waktu keberangkatan penerbangan. Kementerian berjanji menjatuhkan denda yang ketat pada perusahaan yang melanggar. Kementerian juga menetapkan langkah-langkah hukuman melarang mereka beroperasi selama satu tahun.
Kasus kepadatan penerbangan sempat berpindah dari terminal Selatan ke terminal Utara. Pemberangkatan awal beberapa perusahaan dan lembaga umroh untuk jamaah umroh ke bandara sebanyak 12 jam sebelum penerbangan ini menyebabkan kemacetan di dalam dan di luar terminal.