Jumat 06 May 2022 12:20 WIB

Satgas Covid-19 IDI: Hepatitis Akut tidak Terkait Long Covid-19 

Adenovirus mungkin jadi penyebab, sedangkan lingkungan dan situasional diselidiki.

Rep: Mimi Kartika / Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Hepatitis. Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, hepatitis misterius yang menjangkit sejumlah anak di dunia tidak terkait long Covid-19.
Foto: pixabay
Ilustrasi Hepatitis. Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, hepatitis misterius yang menjangkit sejumlah anak di dunia tidak terkait long Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, hepatitis misterius yang menjangkit sejumlah anak di dunia tidak terkait long Covid-19. Menurut dia, kesehatan para pasien di Amerika Serikat (AS) dilaporkan dalam keadaan baik sebelum sakit hepatitis. 

"Tidak terkait long covid. Pasien-pasien -paling tidak di Amerika- diketahui kesehatannya baik, sebelum sakit hepatitis. Berita terbaru juga demikian," ujat Zubairi saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (6/5/2022). 

Baca Juga

Dia mengutip artikel online dari Business Standard pada Selasa (3/5/2022), yang menyebutkan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah mengesampingkan Covid-19 sebagai faktor dalam sembilan kasus hepatitis akut di negara tersebut. Sembilan kasus ini anak berusia satu bulan sampai enam tahun di Alabama dilaporkan terjadi sepanjang Oktober 2021-Februari 2022. 

Semua pasien tersebut menerima hasil tes negatif untuk virus hepatitis A, B, dan C. Beberapa penyebab hepatitis dan infeksi pediatrik lainnya juga disingkirkan, termasuk hepatitis autoimun, penyakit Wilson, bakteremia, dan infeksi saluran kemih. 

Anak-anak juga tidak memiliki riwayat terinfeksi Covid-19 dan belum menerima vaksin Covid-19. CDC mengatakan, adenovirus mungkin menjadi penyebab kasus hepatitis akut, tetapi faktor lingkungan dan situasional potensial lainnya masih diselidiki. 

"Dari data juga diketahui bahwa angka kejadian Long Covid pada anak amat jarang," kata Zubairi. 

Dia mengatakan, dari tiga kasus yang diduga hepatitis akut di Indonesia, semua anak diketahui negatif Covid-19 dan satu pasien yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Sementara, di Brasil dan India, sedikit anak-anak yang terinfeksi Covid-19 dan butuh pengobatan untuk hepatitis. 

"Sebagian besar pasien pulih dengan cepat dalam beberapa hari," tutur dia.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hepatitis akut yang menjangkit anak-anak tidak ada kaitannya dengan long Covid-19. "Kasus pada anak tidak ada kaitan dengan long covid," ujar Nadia saat dikonfirmasi Republika.co.id.

Sebab, kata dia, angka kejadian long covid pada anak rendah sekali. Selain itu, tidak ada riwayat long covid pada anak dari data yang ada saat ini. 

Belum diketahui penyebab tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut meninggal dunia. Kemenkes dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan investigasi kontak untuk mengetahui faktor risiko terhadap tiga kasus hepatitis akut tersebut. 

Pada ketiga kasus ini, anak berusia dua tahun belum mendapatkan vaksinasi hepatitis, usia delapan tahun baru mendapatkan vaksinasi satu kali, dan usia 11 tahun sudah mendapatkan vaksinasi. Tidak ditemukan riwayat hepatitis dari anggota keluarga lain dari ketiga anak dan tidak ditemukan anggota keluarga lain yang memiliki gejala sama. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement