REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pelatih Leicester City, Brendan Rodgers bereaksi usai leg kedua semifinal Liga Europa. Timnya takluk 0-1 dari tuan rumah AS Roma, di Stadion Olimpico, Jumat (6/5) dini hari WIB.
Hasil demikian membuat Leicester gagal melaju ke tahapan berikutnya. Wakil Inggris itu kalah agregat 1-2 dari I Lupi. Pekan lalu, kedua tim bermain imbang 1-1 di King Power Stadium.
Menurut Rodgers, duel di Olimpico berjalan ketat. Bola mati menjadi penentu. Berawal dari sebuah skema sepak pojok, penyerang La Magica, Tammy Abraham mencetak gol dengan sundulan.
"Jelas, ini bukan hasil yang kami inginkan. Tetapi para pemain memberikan segalanya. Atmosfernya luar biasa, baik dari penggemar Roma maupun suporter kami," kata juru taktik 49 tahun itu, dikutip dari uefa.com.
Ia mengakui timnya tidak cukup agresif pada babak pertama. Setelah turun minum para penggawa the Foxes tampil lebih baik. Meski demikian, Kelechi Iheanacho dan rekan-rekan tetap kesulitan membongkar lini belakang lawan.
Leicester mencoba opsi lain. Segenap jugador tim tersebut melepaskan tendangan jarak jauh. Kiper tuan rumah, Rui Patricio tampil apik mementahkan peluang kubu tamu.
"Kami tidak bisa membuat operan terakhir, di sepertiga akhir lapangan," ujar Rodgers.
Ia mengetahui apa yang menjadi kelemahan mereka. Setiap kali diganjar tendangan sudut, the Foxes rentan kebobolan. Itu nyaris terjadi sepanjang musim ini.
Menurut Rodgers, mereka kekurangan pemain yang memiliki kekuatan fisik mumpuni. Nasi sudah menjadi bubur. Selalu ada pelajaran yang bisa dipetik dari situasi apa pun.
Sang arsitek berpendapat, beberapa pemain muda di timnya mendapat pengalaman berharga di kompetisi Eropa. Saatnya Leicester City mengalihkan fokus ke ranah domestik. James Maddison dkk akan menjamu Everton di King Power Stadium, Ahad (8/5) malam WIB.