REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr. Erwin Astha Triyono meluruskan data terkait adanya 114 pasien suspek hepatitis akut misterius. Erwin mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, 114 pasien tersebut ternyata hanya sindrom jaundis alias penyakit kuning.
Dia menyebutkan, semua pasien negatif hepatitis akut misterius. "Setelah dapat informasi, 114 tidak terkait hepatitis virus yang belum diketahui penyebabnya," kata Erwin, Jumat (6/5/2022).
Erwin menegaskan, hingga saat ini, belum ada temuan pasien hepatitis akut misterius di Jatim. Hal-hal yang tercantum di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) Jatim, hanyalah sebagai laporan awal.
Artinya, SKDR bukan sebagai diagnosis pasien. "SKDR sistem kewaspadaan dini, itu aplikasi menerima laporan, ada pasien yang dicurigai kuning," ujarnya.
Ketika ada laporan di SKDR, lanjut Erwin, tim dari Dinkes Jatim langsung bergerak untuk melakukan verifikasi. Erwin melanjutkan, verifikasi terhadap penyakit kuning sangat penting.
Sebab, gejala umum hepatitis akut misterius ialah penyakit kuning yang tampak pada mata dan kulit pasien yang terjangkit. Namun, kata Erwin, penyakit kuning belum tentu hepatitis. "Memang harus dicari penyebabnya dulu," kata Erwin.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau seluruh masyarakat tidak panik dan tetapi sigap terkait kasus hepatitis akut yang belum diketahui etiologi atau penyebabnya. Khofifah mengatakan, pihaknya mendeteksi 114 kasus hepatitis diduga sindrom jaundis akut yang tersebar di beberapa kabupaten/ kota.