REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menetapkan status waspada di seluruh wilayah itu terhadap penyebaran Hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat dr Norma, di Manokwari, Jumat (5/6/2022), menyatakan status waspada ini sesuai petunjuk Kementerian Kesehatan RI terhadap Hepatitis akut misterius tersebut.
"Status waspada ini berlaku secara nasional, khusus Papua Barat kami arahkan supaya setiap rumah sakit pemerintah, swasta, hingga puskesmas agar segera melapor jika terjadi peningkatan kasus Hepatitis di daerah," ujar dokter Norma.
Selanjutnya, petugas medis di seluruh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) diharapkan lebih aktif mengambil langkah-langkah awal dengan mengamati ciri-ciri Hepatitis terhadap bayi, balita dan anak-anak di lingkungan masing-masing."Sampai saat ini, Papua Barat belum ada laporan kasus Hepatitis akut misterius, namun kami akan lebih waspada dengan melaksanakan pemeriksaan sampel darah terhadap bayi, balita dan anak-anak yang mengalami ciri-ciri Hepatitis sebagai langkah pendeteksian dini," katanya.
Dokter Norma menjelaskan, hepatitis akut yang saat ini tengah menjangkit di sejumlah negara berbeda dari penyakit hepatitis lainnya karena belum diketahui penyebabnya. Selain itu, penyakit ini lebih parah efeknya serta muncul bersamaan dengan sangat cepat.
"Umumnya Papua dan Papua Barat hanya tercatat Hepatitis A, B, C, D, E. Sementara kasus baru ini tercatat menyerang anak di bawah usia 16 tahun, tapi lebih banyak lagi usia di bawah 10 tahun," katanya.
Karena faktor-faktor yang disebutkan, dokter Norma mengimbau supaya masyarakat mewaspadai gejala penyakit hepatitis akut ini yang telah menyerang anak-anak."Adapun gejala awal anak yang terserang penyakit ini, kata dia, mulai dari gejala seperti diare, mual, muntah, sakit perut, kadang disertai demam, dan warna mata atau kulit bila diperhatikan secara seksama akan berwarna kuning," katanya.