Jumat 06 May 2022 13:48 WIB

Pemerintah Shanghai Klaim Telah Kendalikan Wabah Covid-19

Pemerintah Shanghai mengatakan telah mengendalikan wabah Covid-19 terburuk di China

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Seorang wanita dengan bayi yang dikarantina melihat melalui jendela apartemen mereka, di tengah penguncian penuh Covid-19 kota di Shanghai, Cina, 27 April 2022.
Foto: EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Seorang wanita dengan bayi yang dikarantina melihat melalui jendela apartemen mereka, di tengah penguncian penuh Covid-19 kota di Shanghai, Cina, 27 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Pemerintah Shanghai mengatakan pada Jumat (6/5), telah mengendalikan wabah Covid-19 terburuk di China. Wilayah ini telah melakukan penguncian selama sebulan terhadap hampir 25 juta orang.

Wakil wali kota Shanghai Wu Qing mengatakan, jumlah infeksi Covid-19 di pusat keuangan China berada dalam tren penurunan berkelanjutan sejak 22 April. "Saat ini, situasi pencegahan dan pengendalian epidemi kota kami terus membaik, dan epidemi telah berhasil dikendalikan secara efektif," katanya.

Sebagian besar dari 25 juta penduduk Shanghai masih dikurung dan menentang langkah-langkah penguncian yang tidak kunjung selesai. Saat ini, wilayah tersebut memasuki bulan kedua menggunakan  pendekatan "zero-Covid" untuk mengatasi penyebaran virus Corona.

Wu membunyikan nada peringatan meski mengumumkan informasi yang banyak ditunggu warga. Dia mengatakan transmisi komunitas memang telah dibatasi secara efektif, hanya saja masih ada kemungkinan risiko wabah kembali.

"Kita tidak bisa santai, kita tidak bisa mengendur: ketekunan adalah kemenangan," kata Wu menggemakan komentar yang dibahas dalam pertemuan komite politbiro Partai Komunis yang berkuasa pada Kamis (5/5/2022) malam.

Virus Corona pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan di China pada akhir 2019. Strategi yang diambil oleh China untuk melawannya, mulai dari pengujian massal, karantina ketat, dan penguncian menyeluruh, membuat target pertumbuhan resminya sekitar 5,5 persen tahun ini.

Meskipun sekitar 2,3 juta penduduk Shanghai masih berada di daerah berisiko tinggi yang tertutup rapat, sebanyak 16,67 juta lainnya berada di "zona pencegahan" berisiko rendah. Zona itu menempatkan secara teori membuat warga dapat meninggalkan rumah dan berkeliaran di sekitar komunitasnya.

Tapi, banyak warga mengeluh bahwa pejabat masyarakat yang berbeda menerapkan aturan dengan cara yang berbeda. Beberapa orang di "zona pencegahan" masih tidak dapat keluar meskipun daerahnya telah melaporkan tidak ada kasus positif selama berminggu-minggu.

Shanghai melaporkan 4.024 kasus virus corona tanpa gejala lokal baru pada 5 Mei, turun dari 4.390 sehari sebelumnya. Kasus bergejala yang dikonfirmasi mencapai 245, juga turun dari 261 sehari sebelumnya. Kematian turun menjadi 12, dari 13 sehari sebelumnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement