REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Biskita Trans Pakuan Koridor 5 (Ciparigi-Stasiun Bogor) tidak berhenti di Halte Stasiun Bogor mulai 6 Mei 2022. Hal tersebut dilakukan berdasarkan hasil evaluasi terkait optimalisasi penyelenggaraan Biskita.
Manajer Biskita Trans Pakuan Gery Widiana Lutpi mengatakan, manajemen Biskita Trans Pakuan berencana memindahkan Halte Stasiun Bogor. “Dengan titik pemberhentian baru yang akan dibahas pada rapat dalam waktu dekat, masih sekitaran stasiun sampai ada keputusan titik penggantinya,” kata Gery kepada Republika, Jumat (6/5/2022).
Ia menjelaskan, pemindahan Halte Stasiun Bogor sebagai upaya melakukan penyesuaian kembali rute Koridor 5 guna memperbaiki pelayanan kepada pengguna jasa. “Biskita hadir untuk membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengurai simpul simpul kemacetan di Kota Bogor, dan bukan menambah simpul kemacetan yang sudah ada,” kata dia.
Ia memaparkan sejumlah permasalahan terkait lokasi Halte Stasiun Bogor. Pertama, ia mengatakan, load factor atau data muatan penumpang Biskita Trans Pakuan di Halte Stasiun Bogor cukup tinggi, yakni dengan angka rata-rata sebanyak 1.000 penumpang per hari.
Kedua, ia menjelaskan, pada awal Biskita Trans Pakuan beroperasi di Koridor 5, bus-bus yang beroperasi sejak 2 November 2021 ini melewati Jembatan MA Salmun di Kecamatan Bogor Tengah. Jembatan tersebut saat ini mengalami kerusakan di struktur bagian bawah dan masih menunggu untuk diperbaiki.
Kerusakan jembatan membuat perubahan pengaturan lalu lintas di Jalan Mayor Oking, yang menjadi lokasi Halte Stasiun Bogor berada. Jalan tersebut sedang diterapkan sistem dua arah atau two way oleh Dinas Perhubungan Kota Bogor.
“Karena ada kajian dari Dinas PUPR bahwa jembatan tersebut rusak sehingga tidak dapat digunakan sehingga akhirnya Jalan Mayor Oking yang tadinya one way dibuat two way oleh Dishub,” kata.
Dengan penonaktifan Halte Stasiun Bogor, penumpang Biskita Trans Pakuan bisa menggunakan Halte Bappeda.