Sabtu 07 May 2022 00:25 WIB

Jepang akan Dekatkan Hubungan dengan Korsel

Jepang akan berkomunikasi dekat dengan Korsel demi keseimbangan hubungan dua negara

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Presiden terpilih Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol.
Foto: Jung Yeon-je/Pool Photo via AP
Presiden terpilih Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan pada Jumat (6/5/2022) bahwa dirinya akan berkomunikasi secara dekat dengan pemerintah Korea Selatan (Korsel) yang akan datang. Niat ini bertujuan untuk membantu membawa hubungan bilateral kedua negara menjadi seimbang.

Hubungan antara Jepang dan Korsel telah terganggu dengan pertikaian teritorial dan warisan penjajahan Jepang tahun 1910-1945 di semenanjung Korea. Hayashi membuat komentar itu kepada wartawan menjelang perjalanannya ke Korsel pekan depan untuk menghadiri pelantikan Presiden terpilih Korsel Yoon Suk-yeol.

Penunjukkan Sekretaris Presiden Terpilih Korsel

Sementara itu menjelang pelantikannya, Yoon menunjuk 20 sekretaris presiden lagi pada Jumat. Itu termasuk tujuh di bawah penasihat keamanan nasional dan satu yang bertanggung jawab atas urusan personalia.

Seperti dilansir Yonhap News Agencies, Yoon menunjuk Bok Doo-kyu, yang bekerja sebagai sekretaris jenderal Kantor Kejaksaan Agung ketika presiden terpilih adalah jaksa agung, untuk posisi petugas urusan personalia yang baru dibentuk. Dua sekretaris lainnya ditunjuk untuk bekerja dengan Bok.

Tujuh orang ditunjuk sebagai sekretaris di kantor deputi pertama dan kedua penasihat keamanan nasional. Empat di bawah Wakil Pertama Penasihat Keamanan Nasional Kim Tae-hyo akan mencakup Lim Sang-beom dan Lee Moon-hee, keduanya pejabat kementerian luar negeri, yang masing-masing akan bertanggung jawab atas strategi keamanan dan diplomasi.

Baik Tae-hyun, seorang pejabat kementerian unifikasi, akan menangani kebijakan unifikasi. Sementara Wang Yun-jong, seorang profesor di Universitas Wanita Dongduk, akan bertanggung jawab atas kebijakan keamanan ekonomi.

Tiga sekretaris di bawah Deputi Kedua Penasihat Keamanan Nasional Shin In-ho akan menjadi Lim Gi-hun, seorang pejabat kementerian pertahanan yang akan menangani kebijakan pertahanan; Yun Oh-jun, seorang pejabat Badan Intelijen Nasional yang akan menangani kebijakan keamanan siber; dan Kweon Young-ho, seorang pejabat Angkatan Darat yang akan mengepalai pusat manajemen krisis nasional.

Yoon juga menunjuk empat sekretaris di bawah sekretaris senior sosial, empat di bawah sekretaris senior masyarakat sipil dan dua di bawah sekretaris komunikasi senior. Dengan pencalonan hari Jumat, susunan sekretaris presiden hampir selesai, menyusul pengumuman 19 sekretaris pada Kamis.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement