REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi yang tergabung dalam Internasional Alumni Universitas Al-Azhar Kairo (OIAA) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menyerukan dakwah yang membawa kedamaian umat manusia.
"Jauhi dakwah yang mengejek, karena dakwah itu membawa kedamaian bagi umat manusia bukan untuk mengejek sesama umat beragama," kata Pimpinan OIAACabang Provinsi Sulbar, Ustadz Fachri Tajuddin, Lc, MA, pada acara halal bihalal OIAA Sulbar di Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash Lampoko Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polman, Jumat (5/6/2022).
Menurut Fachri, halal bihalal yang digelar OIAA di Sulbar, juga merupakan kegiatan silaturahmi dan konsolidasi internal organisasi OIAA Sulbar.OIAA Indonesia merupakan bagian dari organisasi internasional yakni The Word Organization For Al-Azhar Graduation yang berpusat di Kairo Mesir.
OIAA pusat saat ini dipimpin Muhammad Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB). Ulama dan tokoh nasional itu dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke OIAA Sulbar pada Oktober 2022, untuk mengukuhkan kepengurusan OIAA Sulbar.
Ia menyampaikan, acara halal bihalal OIAA Sulbar, digelar Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash Lampoko karena pesantren yang didirikan oleh H Zikir Sewai tersebut, saat ini dipimpin jebolan Universitas Al Azhar Kairo yakni ustadz Ihsan Zainuddin, Lc.
Selain itu, pesantren Lampoko letaknya yang sangat strategis berada di jalan transProvinsi Sulbar, sehingga mudah diakses alumni OIAA Sulbar.Sementara itu, Ihsan Zainuddin Lc menyampaikan, suatu kehormatan besar, Pondok Pesantren Al-Ikhlash dikunjungi oleh para ulama, guru, senior alumni Universitas Al-Azhar dengan digelarnya halal bihalal OIAA ini.
Sejumlah tokoh ulama dan cendekiawan muslim Mandar juga hadir dalam acara halal bihalal OIAA Sulbar antara lain Prof KH Dr Nafis Djuani, MA yang saat ini menjabat, Ketua MUI Sulbar.Nafis Djuani juga menyampaikan, eksistensi OIAA Sulbar akan sangat besar kedepannya dalam menebar kedamaian dakwah Islam di Indonesia.
"Diperlukan dakwah moderasi dari ulama dan cendikiawan muslim, di tengah kuatnya nilai budaya lokal di Provinsi Sulbar, dalam membawa kemajuan umat dan kemajuan pembangunan," katanya.
Ia juga menyampaikan, agar dakwah para ulama dapat disampaikan dengan membawa kedamaian bukan justru meresahkan masyarakat.