Jumat 06 May 2022 19:30 WIB

Pakar: Pengoperasian Kereta Api Solusi Atasi Kemacetan di Sumbar

Pemudik mengaku perjalanan Payakumbuh-Padang memakan waktu tujuh jam.

Kendaraan pemudik melintas di Jalan Raya Padang-Jambi, kelok Sitinjau Laut, Padang, Sumatra Barat, Jumat (29/4/2022). (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Kendaraan pemudik melintas di Jalan Raya Padang-Jambi, kelok Sitinjau Laut, Padang, Sumatra Barat, Jumat (29/4/2022). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Pakar transportasi publik Universitas Andalas (Unand) Padang Yosritzal menilai pengoperasian kereta api merupakan salah satu solusi mengatasi kemacetan saat mudik lebaran di Sumatra Barat. Terutama di jalur Padang menuju Bukittinggi hingga Payakumbuh.

"Ini merupakan solusi jangka panjang, namun efektif karena daya angkut kereta api juga besar. Untuk itu pemerintah harus mau berinvestasi di sini karena potensial dikembangkan di Sumbar," kata di Padang, Jumat (6/5/2022).

Baca Juga

Menurut dia jika kereta api telah dioperasikan, jangankan saat mudik pada hari biasa pun masyarakat akan lebih nyaman dan cepat ke tujuan serta lebih bebas hambatan. "Kereta api selain memiliki kapasitas besar juga sebagai angkutan wisata dan jalurnya sudah ada," katanya.

Ia menilai yang sudah terealisasi hari ini kereta api dari Padang ke Pariaman sudah dinikmati warga, dan jika jalur Padang ke Bukittinggi terealisasi akan bisa menekan kemacetan. "Jadi dampaknya besar kereta api ini, volume lalu lintas berkurang, warga juga nyaman," katanya.

Ia memaparkan penyebab kemacetan di Sumatra Barat saat mudik lebaran memang volume kendaraan jauh lebih besar dibandingkan kapasitas jalan yang ada. "Ini juga diperparah oleh titik perhentian seperti lokasi wisata yang mengganggu arus lalu-lintas," katanya.

Yosritzal memberi contoh di saat mulai memasuki Padang Panjang ada sejumlah titik yang membuat laju kendaraan tersendat seperti air terjun Lembah Anai, pemandian umum di Mega Mendung, Rumah Makan Pak Datuk, Sate Mak Syukur dan Mifan. Menurutnya jika ada gangguan sedikit saja akan memberikan dampak signifikan bagi arus lalu lintas.

Ia memberi contoh dalam suatu iringan panjang kendaraan jika ada orang menyeberang maka kendaraan paling depan akan berhenti. "Ini membuat kendaraan lain di belakang akan mengikuti juga memperlambat laju dan berhenti, kemudian saat kendaraan paling depan tadi sudah jalan kendaraan paling belakang masing berhenti," ujarnya.

"Artinya gangguan satu detik saja dapat menyebabkan lalu lintas tertunda hingga lima menit, apalagi arus yang amat padat saat mudik," katanya lagi.

Tidak hanya itu ia melihat perilaku pengemudi memperparah kondisi kemacetan karena saat mengalami kemacetan ada pengendara yang tidak sabar lalu mengambil lajur berlawanan yang kosong. Saat bertemu dengan kendaraan yang berlawanan arah tidak ada tempat untuk mundur dan berputar arah sehingga akhirnya terkunci.

Ia juga melihat di Jembatan Kelok Sembilan di Kabupaten Limapuluh Kota banyak kendaraan parkir menyebabkan hanya satu lajur kendaraan yang dipakai. Pada mudik Lebaran 2022 sejumlah jalur utama di Sumatra Barat mengalami kemacetan cukup parah seperti jalur Padang menuju Bukittinggi hingga ke Kelok Sembilan.

Salah seorang pengendara Fitra mengaku berangkat dari Payakumbuh menuju Padang pada H+2 memakan waktu hingga tujuh jam dan menemukan macet tak henti hingga ke Kayu Tanam. "Padahal jarak tempuhnya hanya 135 kilometer yang dalam kondisi normal bisa ditempuh dalam tiga setengah jam," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement