Sabtu 07 May 2022 06:42 WIB

CDC Prediksi Subvarian BA.2.12.1 akan Jadi Strain Utama di AS

Subvarian BA.2.12.1 diprediksi jadi strain utama di AS dalam beberapa pekan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Subvarian BA.2.12.1 diprediksi jadi strain utama di AS dalam beberapa pekan.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Subvarian BA.2.12.1 diprediksi jadi strain utama di AS dalam beberapa pekan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CDC memprediksi subvarian Omicron atau disebut BA.2.12.1 akan menjadi strain utama SARS-CoV-2 di Amerika Serikat (AS) dalam beberapa pekan. Masih banyak yang belum diketahui tentang varian baru ini, di samping lebih menular dari SARS-CoV-2. Namun para ahli memperingatkan itu dapat memicu gelombang kasus baru di seluruh negeri.

Sejak varian Omicron dari SARS-CoV-2 muncul pada akhir 2021, virus telah menyebar, dan bermutasi, dengan kecepatan luar biasa. Iterasi pertama Omicron (B.1.1.529) membutuhkan waktu beberapa pekan untuk menjadi dominan di Amerika Serikat sebelum dengan cepat diganti oleh sub-varian berikutnya, BA.1.1.

Baca Juga

BA.2 ditemukan sekitar 30 persen lebih mudah menular daripada iterasi Omicron sebelumnya. Sementara iterasi lain, BA.2.12.1, menjadi mutasi baru yang tidak diketahui asalnya dan meningkat tajam sejak bulan April.

Pemodelan NowCast terbaru dari CDC memperkirakan BA.2.12.1 menyumbang 36,5 persen infeksi di negara itu pada akhir April. Di timur laut negara itu, tempat BA.2.12.1 pertama kali terdeteksi, diperkirakan menyebabkan hingga 80 persen dari semua infeksi.

Sebuah studi pracetak baru-baru ini dari para ilmuwan di Beijing, dan belum ditinjau rekan sejawat, menawarkan pandangan pertama tentang antibodi dari infeksi Omicron berinteraksi dengan BA.4, BA.5 dan BA.2.12.1. Temuan menunjukkan ketiga subtipe Omicron baru ini memiliki sifat yang memungkinkan virus bisa melawan kekebalan apa pun yang dihasilkan dari infeksi BA.1.

BA.2.12.1 juga ditemukan menyimpan beberapa mutasi unik yang dapat meningkatkan masuknya ke dalam sel manusia, dan pada dasarnya menambah bobot dugaan bahwa kemungkinan ini adalah varian paling menular sejauh ini.

New York City telah melihat peningkatan dalam rawat inap Covid-19. Pada awal Mei, kasus Covid-19 yang tercatat secara resmi di Negara Bagian New York mencapai level tertinggi yang terlihat sejak Januari. Afrika Selatan, yang berjuang melawan lonjakan BA.4,BA.5, juga mencatat tingkat kasus baru tertinggi dalam beberapa bulan.

Sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan varian baru ini menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan dengan subtipe Omicron sebelumnya. Namun, sedikit peningkatan rawat inap, baik di New York dan Afrika Selatan, menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi di suatu komunitas, berarti virus menemukan mereka yang paling rentan.

“Ini merupakan tantangan besar bagi kekebalan kawanan yang saat ini terbentuk melalui vaksinasi berbasis WT dan infeksi BA.1/BA.2,” jelas peneliti, seperti dilansir dari New Atlas, Sabtu (7/5/2022).

Demikian pula, pengamatan ini menunjukkan bahwa vaksin berbasis Omicron BA.1 mungkin bukan antigen yang ideal untuk mendorong perlindungan spektrum luas terhadap subgaris keturunan Omicron yang muncul. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menjadwalkan pertemuan pada akhir Juni untuk mengoptimalkan vaksin booster baru yang ditargetkan untuk akhir tahun ini. 

Moderna, dengan produk booster mRNA BA.1 mereka, bertujuan untuk menemukan formulasi baru pada bulan Agustus. Tetapi CEO Moderna telah memperingatkan bahwa jika yang harus diatasi adalah sub-varian Omicron yang berbeda, maka target dimundurkan ke 2023.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement