Sabtu 07 May 2022 08:09 WIB

Puncak Musim Kemarau di Sulawesi Utara Diperkirakan Bergeser ke September

Biasanya puncak musim kemarau Sulawesi Utara pada Agustus.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Logo BMKG. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) bergeser ke September.
Logo BMKG. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) bergeser ke September.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) bergeser ke September.

"Diperkirakan mundur kr September. Biasanya puncak musim kemaraunya pada Agustus," sebut Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Molledi Manado, Jumat (6/5/2022).

Baca Juga

Pada Mei ini, kata dia, masih dikategorikan periodisasi peralihan menuju musim kemarau. Curah hujan intensitas sedang hingga lebat masih terjadi di pagi, siang hingga malam hari di sejumlah wilayah Sulut. "Di kabupaten kepulauan seperti Sitaro, Sangihe dan Talaud rata-rata curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," kata Ben.

Begitupun dengan wilayah yang ada di Selatan Sulut, seperti Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan Kabupaten Bolaang Timur yang kondisi cuacanya berbanding terbalik dengan wilayah Kota Manado dan sekitarnya. "Semisal di Kota Manado dan sekitarnya memasuki musim kemarau, di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan musim hujan," ujarnya.

Ben berharap masyarakat waspada ketika sudah memasuki musim kemarau. Selain bahaya kebakaran hutan dan lahan, bisa juga terjadi ancaman kekeringan dan kesulitan air bersih.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement