REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jagat lini masa Twitter diriuhkan tudingan jika Jakarta International Stadium (JIS) sudah dibangun era Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014 Joko Widodo (Jokowi). Adapun Gubernur DKI periode 2017-2022 Anies Rasyid Baswedan tinggal meresmikannya. Banyak akun yang terafiliasi pendukung Jokowi percaya dengan kebenaran itu.
Bahkan akun politikus PDIP Ruhut Sitompul mengunggah video tentang Jokowi yang dianggap meresmikan pembangunan JIS di eks lahan Taman BMW, kawasan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Pusat pada 28 Mei 2014. "Jelas terang benderang yang bangun gedung olahraga Pak Joko Widodo Gubernur DKI," katanya lewat akun Twitter, @ruhutsitompul di Jakarta, Sabtu (7/5/2022).
Benarkah faktanya demikian? Republika melakukan penelusuran dan menemukan jika pada era Gubernur Jokowi yang dilanjutkan Gubernur DKI periode 2014-2017 Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, keduanya tidak berhasil merealisasikan janji untuk membangun stadion baru bagi kandang Persija.
Baca: Ikuti Jejak Jokowi, Giring Pakai Sarung dan Sepatu Kemah di IKN Bahas Intoleransi
Pasangan Jokowi-Ahok di Pilkada DKI 2012 sempat menjanjikan bakal membangun stadion baru jika terpilih. Padahal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada era Jokowi-Ahok sudah menghancurkan Stadion Lebak Bulus sebagai kandang Persija.
Di eks lokasi stadion itu kini berdiri depo MRT Jakarta. Ketika Jokowi terpilih sebagai RI 1 setelah menang Pilpres 2014, pembangunan stadion tidak terdengar kabarnya lagi. Ahok pun tidak melanjutkannya lantaran lahan Taman BMW sempat bermasalah.
Ketika Anies bersama Sandiaga Salahuddin Uno menang Pilkada 2017, keduanya menunjukkan keseriusan membangun stadion agar bisa memenuhi janji yang dicanangkan pendahulunya. Pada medio November 2018, Pemprov DKI akhirnya menunjukkan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku badan usaha milik daerah (BUMD) untuk membangun stadion berkapasitas 82 ribu penonton.
Gubernur Anies pun melakukan groundbreaking atau kick off pembangunan JIS pada Selasa, 14 Maret 2019. "Apa yang selama ini menjadi mimpi, apa yang selama ini kita impikan, hari ini dimulai babak barunya. Di tempat ini akan didirikan Jakarta International Stadium," kata Anies.
Meski begitu, pembangunan baru benar-benar dimulai pada Mei 2019. Hal itu lantaran kontraktor harus melakukan pemerataan tanah di lokasi proyek. Pada pekan pertama Februari 2020 atau menjelang pandemi Covid-19, pembangunan JIS sudah mencapai 19,6 persen. Angka itu malah lebih cepat dari proges yang dicanangkan. "Ada deviasi positif 5,8 persen," kata Asisten Manajer Konstruksi JIS, M Rizki Fauzi Sentosa saat ditemui di lokasi.
Baca: Staf Khusus Milenial Jokowi Ayu Kartika Menikah di Gereja Katedral Memakai Jilbab
Sejak saat itu, kritikan dari dewan terus muncul kepada Anies. Perjalanan pembangunan JIS memang tidak berlangsung mulus. Hal itu lantaran dua fraksi di DPRD DKI, yaitu PDIP dan PSI kerap menunjukkan ketidaksetujuannya terkait pembangunan stadion megah tersebut.
Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Gilbert Simanjuntak bahkan sempat menyindir Anies jangan sampai mengeklaim pembangunan JIS sebagai keberhasilannya pribadi. Dia menyebut, Anies tidak mendasar dan sepihak jika merasa JIS di bangun pada eranya. "Tidak menghargai upaya gubernur sebelumnya dan bantuan Presiden Jokowi,” kata Gilbert di Jakarta, Senin (31/1/2022).
Gilbert meluruskan jika proses pembangunan JIS sebenarnya sudah berlangsung sejak era Gubernur Jokowi dan Ahok. Bahkan, sudah dicanangkan sejak masa Sutiyoso. "Pengadaan lahan terjadi di era Gubernur Jokowi dan Ahok sebagai ganti stadion Lebak Bulus. Belum sempat dibangun karena kalah dalam Pilkada DKI 2017, jadinya diteruskan Gubernur Anies," tuturnya.
Gilbert menambahkan, meski pembangunan berlangsung sesuai jadwal, namun dalam prosesnya JIS hampir mangkrak pada 2020. Hal itu karena APBD DKI tidak mampu membiayai akibat pandemi Covid-19. Akhirnya, kata dia, pemerintah pusat turun tangan memberi bantuan lewat dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 3,6 triliun tahun 2020 dan 2021 dari total anggaran JIS Rp 4,5 triliun. "Artinya biaya pembangunan JIS sebesar 80 persen berasal dari pusat,” tuturnya.
Dengan dasar tersebut, menurut Gilbert, Anies yang saat ini menjabat hanya bisa mengeklaim seolah prestasi sendiri dan melakukan gunting pita. "Sangat tidak etis jika memuji diri sendiri. Terlebih, saat sebagian besar dana berasal dari pusat," katanya.
Hanya saja, Anies terus berusaha mengawal agar pembangunannya bisa selesai pada eranya. Kini, stadion tersebut memasuki masa finishing dan sudah soft launching. Warganet di lini masa pun mengeklaim jika JIS merupakan warisan Jokowi-Ahok.
Baca: Anies-Andika Pasangan Ideal dan Berpeluang Pecah Kebuntuan di Pilpres 2024