Ahad 08 May 2022 06:40 WIB

Biden dan Trudeau Bahas Bantuan Keamanan ke Ukraina

Biden dan Trudeau membahas komitmen untuk meminta pertanggung jawaban Rusia

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Mereka membahas komitmen untuk meminta pertanggung jawaban Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Foto: AP Photo/Carolyn Kaster
Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Mereka membahas komitmen untuk meminta pertanggung jawaban Rusia atas invasinya ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Mereka membahas komitmen untuk meminta pertanggung jawaban Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Pada Jumat (6/5/2022) Gedung Putih mengatakan dua  kepala pemerintahan itu juga membicarakan bantuan keamanan ke Ukraina. Dalam kesempatan yang sama mereka juga membahas Pertemuan Antar Negara Amerika pada bulan Juni mendatang di Los Angeles.

Sebelumnya dilaporkan Biden menandatangani paket bantuan senjata terbaru untuk Ukraina senilai 150 juta dolar AS. Paket untuk membantu Kiev melawan invasi Rusia itu itu terdiri dari amunisi artileri tambahan, rada dan peralatan lain.

"Hari ini Amerika Serikat melanjutkan dukungan kuat pada rakyat Ukraina yang berani selama mereka mempertahankan negara mereka dari agresi Rusia yang masih berlangsung," katanya Biden dalam pernyataannya.

Sejak Rusia menginvasi negara tetangganya pada 24 Februari lalu AS sudah menggelontorkan bantuan senjata senilai 3,4 miliar dolar AS. Termasuk howitzers, rudal panggul anti-pesawat Stinger, anti-tank Javelin, amunisi dan baru-baru ini drone "Ghost."

Pejabat pemerintah AS mengatakan paket terbaru senilai 150 juta dolar AS. Paket itu terdiri dari 25 ribu amunisi artileri 115mm, artileri anti-radar, peralatan perusak jaringan, peralatan lapangan dan suku cadang.

Pengiriman senjata terbaru dilakukan di bawah Presidential Drawdown Authority senilai 250 juta dolar AS. Langkah ini memberi presiden wewenang mengirim senjata dari gudang AS tanpa perlu persetujuan Kongres untuk merespon situasi darurat.  

Bulan lalu Biden mengusulkan paket bantuan senilai 33 miliar dolar AS untuk Ukraina termasuk bantuan militer senilai lebih dari 20 miliar dolar AS. Kongres harus menyetujui anggaran paket terbaru. Pemimpin House of Representative dan Senat mengatakan mereka ingin bergerak cepat tapi tidak menyebutkan kapan akan menggelar pemungutan suara untuk menentukan usulan Biden.  

Biden mendesak anggota parlemen untuk bekerja dengan cepat. Ia mengatakan paket bantuan terakhir "hampir menghabiskan" anggaran Presidential Drawdown Authority.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement