REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, pengaruh diberlakukannya mudik Lebaran terhadap angka kasus Covid-19 akan terlihat dalam 14 hari ke depan. Namun, pihaknya berharap tidak ada kenaikan kasus signifikan imbas kepadatan saat mudik Lebaran.
"Saya nggak bisa jawab sekarang apakah ada kenaikan imbas diperbolehkannya mudik ini karena polanya tidak begitu. Menurut teori, kehebohannya hari ini lalu data kasusnya terlihat 14 hari kemudian," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil akhir pekan ini.
Menurut Emil, pihaknya akan tetap waspada selama sebulan ke depan mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19. Sejauh ini dari pantauannya, ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan, khususnya memakai masker, masih tetap tinggi termasuk antusiasme mengikuti vaksinasi selama mudik Lebaran.
"Kami tetap akan bersiaga selama sebulan ke depan. Saya lihat ketaatan masyarakat juga masih tinggi," kata Emil.
Per hari ini, kata Emil, data menunjukkan tingkat keterisian rumah sakit pasien Covid-19 di Jabar sangat rendah yakni berada di angka 0,8 persen. "Per hari ini BOR rumah sakit terpantau hanya 0,8 persen, sangat kecil," kata Emil.
Menurut Emil, jika pascalibur Lebaran ini angka kasus Covid-19 masih landai atau ada kenaikan tapi tidak signifikan, maka transisi pandemi ke endemi akan semakin jelas. "Kalau setelah 14 hari dari hari Lebaran kasus tetap landai, maka saya boleh klaim berarti sudah endemi," kata Emil.
Menurutnya, saat ini sudah terjadi kepadatan yang luar biasa, tapi kasus Covid-19-nya tidak naik atau naik tidak signifikan. Karena tidak ada varian baru ditambah BOR rendah saat mudik.