Ahad 08 May 2022 13:27 WIB

Libur Tetap Produktif, Panen Padi dan Tanam Kedelai di Kulon Progo

Setiap tahunnya Kulon Progo mengalami surplus 30 sampai dengan 34 ribu ton beras

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi saat melakukan kegiatan panen padi dan gerakan tanam kacang kedelai di Desa Bonoroso, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Kulon Progo, Jawa Tengah, Jumat (6/5/2022).
Foto: Kementan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi saat melakukan kegiatan panen padi dan gerakan tanam kacang kedelai di Desa Bonoroso, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Kulon Progo, Jawa Tengah, Jumat (6/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Kementerian Pertanian (Kementan) terus memantau dan mengontrol ketersediaan 12 bahan pangan strategis sebelum dan sesudah Hari Raya agar tetap aman. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan panen padi dan gerakan tanam kacang kedelai di Kabupaten Kulon Progo, Jawa Tengah.

"Saya sangat senang sekali dengan Kulon Progo ini, hasil panen padinya tiap tahun sudah surplus, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, setiap daerah harus selalu berinovasi, melakukan terobosan-terobosan baru,“ ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi saat melakukan kegiatan panen padi dan gerakan tanam kacang kedelai di Desa Bonoroso, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Kulon Progo, Jawa Tengah, Jumat (6/5/2022) lalu.

Baca Juga

Setiap tahunnya Kulon Progo mengalami surplus 30 sampai dengan 34 ribu ton sehingga menjadi penyumbang ke berbagai daerah yang kekurang stok beras. Untuk program unggulan IP 400 dari Kementan sudah di lakukan di daerah Samigaluh dengan kebutuhan air yang terjamin sepanjang tahun, dengan target 50 hektare tahun ini.

photo
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi saat melakukan kegiatan panen padi dan gerakan tanam kacang kedelai di Desa Bonoroso, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Kulon Progo, Jawa Tengah, Jumat (6/5/2022). - (Kementan)

Dalam kunjungannya Suwandi mengungkapkan bahwa petani di Kulon Progo melakukan penanaman kacang kedelai menggunakan teknik tumpang sisip di lahan sawah, setelah panen padi kedua pada saat musim panas, karena pada saat penanaman kedelai lahannya banyak air sehingga berpotensi tidak akan tumbuh dan gagal.

“Setiap daerah memang berbeda-beda cara untuk menanam kedelai, yang terpenting sekarang selalu tanam kedelai karena pasarnya sudah terjamin kita sudah kerja sama dengan off taker dengan harga di atas 9 ribu per kilo-nya, “ tambah Suwandi dikutip dr siaran persnya, Ahad (8/5/2022).

Sutedjo Bupati Kulon Progo yang turut hadir mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan inovasi seperti menggunakan cara bertani yang ramah lingkungan dengan memakai pupuk organik, pupuk hayati, bio pestisida dan pestisida hayati sehingga lahan menjadi subur, lingkungan lestari dan produksi tinggi.

“Karena menggunakan pupuk yang terbuat dari rumput dan dedaunan segar maka hasil yang didapat juga sangat memuaskan, murah, bisa dibuat kapan saja, serta menghemat biaya produksi hingga 3 sampai 4 juta dan sudah terbukti di Blitar, “ ujar Sutedjo

“Dengan begini petani jadi tidak perlu khawatir akan harga beras yang naik turun, toh dengan pupuk hayati ini bisa di buat sendiri cuma dari air, rumput, daun yang masih segar jadi,“ tambah Sutedjo

Sutedjo juga mengungkapka bahwa para petani di Kulon Progo selalu berinovasi, kreatif melakukan terobosan baru yang di bina oleh pemerintah daerah, dinas provinsi, dinas kabupaten, Balai penyuluh pertanian (BPP), POPT dan penyuluh semua berkolaborasi dengan baik dan mendukung swasembada di masa yang akan datang.

Kegiatan panen padi dan gerakan tanam kacang kedelai juga turut di hadiri Kepala Dinas Pertanian Provinsi DIY, Sugeng Purwanto dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kulon Progo, Aris Nugroho.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement