Senin 09 May 2022 00:05 WIB

AS Kecam Proyek Permukiman Baru Israel di Tepi Barat

Israel mengumumkan akan menyetujui pembangunan 4.000 unit rumah baru di Tepi Barat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Foto: EPA
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengecam keras rencana Israel membangun permukiman baru di wilayah Palestina yang diduduki. Kecaman disampaikan setelah Israel mengumumkan akan menyetujui pembangunan 4.000 unit rumah baru di Tepi Barat.

“Kami sangat menentang perluasan permukiman yang memperburuk ketegangan dan merusak kepercayaan di antara para pihak. Program Israel untuk memperluas permukiman sangat merusak prospek solusi dua negara. Pemerintahan (Presiden AS Joe) Biden sudah jelas sejak awal,” kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jalina Porter, dikutip laman Al Arabiya, Sabtu (7/5).

Baca Juga

Duta Besar AS untuk Israel Thomas Nides mengatakan kepada media Axios, dia dan pejabat pemerintahan Biden lainnya telah menjelaskan kepada Israel bahwa Washington menentang pembangunan permukiman baru di wilayah Palestina yang diduduki. AS pun meminta Tel Aviv tak melanjutkan rencananya.

Namun, menurut sejumlah pejabat Israel yang dikutip Axios, pemerintahan Perdana Menteri Naftali Bennett yang rapuh bisa bubar jika proyek permukiman baru tidak disetujui. Keputusan Israel diperkirakan akan memperburuk ketegangan dan kekerasan yang telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir antara Palestina dan Israel. Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur telah menjadi salah satu titik bentrokan terpanas.

Saat ketegangan di wilayah Palestina yang diduduki masih berlangsung, serangan terhadap warga sipil Israel juga terus terjadi. Pada Kamis (5/5) lalu, dua warga Palestina membunuh tiga warga Israel dan melukai empat lainnya dalam serangan di wilayah Israel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement