REPUBLIKA.CO.ID, ZAPORIZHZHIA -- Bus-bus yang membawa warga sipil terakhir yang dievakuasi dari pabrik baja Azovstal sudah tiba di wilayah yang dikuasai Ukraina. Hal ini menjadi puncak upaya internasional untuk mengeluarkan orang-orang yang terjebak dari bunker yang terletak di Kota Mariupol itu.
Konvoi yang membawa 175 warga itu tiba di selatan Kota Zaporizhzhia setelah gelap. Sebanyak 40 orang di antaranya berada di dalam bunker selama berpekan-pekan. Bersama pasukan Ukraina mereka berlindung dari serangan Rusia di jaringan perlindungan bawah tanah Azovstal yang luas.
Di antara pengungsi itu, banyak anak-anak dan orang lanjut usia. Mereka dibawa keluar dari bus menuju tenda besar di mana mereka diberi teh dan makanan hangat.
"Saya hanya ingin hidup dan memulai kembali, semuanya yang saya miliki di sini," kata Yegor Chekhonadsky sambil menunjuk setumpuk tas di bawah kakinya Ahad (8/5/2022).
Ia, istrinya, dan dua putra mereka berlindung di Azovstal sejak awal Maret. "Tentu saya sangat senang, dan saya senang ada di Ukraina," katanya.
Mariupol kota yang paling banyak diserang selama invasi. Pabrik baja Azovstal di kota itu merupakan benteng terakhir yang masih dikuasai sekelompok pasukan Ukraina. Sejumlah warga sipil terjebak di pabrik itu selama berminggu-minggu dengan sedikit makanan, air dan obat-obatan.
"Seperti hidup di dalam neraka berada di bunker-bunker itu dengan tembakan terus menerus," kata koordinator bantuan kemanusiaan PBB untuk Ukraina, Osnat Lubrani.
"Para keluarga hanya makan satu kali sehari dan beberapa di antaranya berbagi dengan anjing atau kucing," katanya pada wartawan di taman parkir di Zaporizhzhia.
Para warga yang berhasil dievakuasi turun dari bus dengan membawa koper. Beberapa di antaranya membawa anak kecil yang dipegang dengan erat. Evakuasi yang digelar PBB dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) ini dimulai pekan lalu.
Lubrani mengatakan, lebih dari 600 orang sudah dievakuasi dari Mariupol dalam 10 hari terakhir. Tapi juga terdapat sejumlah orang yang tidak dapat ikut rombongan selama beberapa hari terakhir.
Ukraina mengatakan semua anak-anak, perempuan dan orang lanjut usia sudah meninggalkan Azovstal. Rusia menegaskan evakuasi warga sipil dari pabrik itu sudah selesai.
Sebelumnya sisa prajurit Ukraina di pabrik Azovstal bersumpah melanjutkan perlawanan selama mereka hidup. "Kami tidak memiliki banyak waktu," kata Kapten Sviatoslav Palamar dalam konferensi pers virtual di mana ia meminta masyarakat internasional membantu mengevakuasi prajurit terluka.