REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pascalibur panjang lebaran 2022, semua aparatur sipil negara (ASN) di Jawa Barat (Jabar) mulai masuk kerja untuk pertama kalinya, Senin (9/5/2022). Gubernur Jabar Ridwan Kamil sendiri, memulai hari pertama kerjanya dengan memimpin apel atau upacara di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
Ridwan Kamil, memberikan tiga pesan saat menjadi pemimpin acara untuk semua ASN yang mengikuti upacara secara offline dan online. "Saya sangat bahagia hari Senin ini melihat ASN sehat-sehat. Alhamdulillah banyak healing setelah dua tahun ini tak bisa pulang kampung. Selamat Idul Fitri, semoga latihan Ramadhan membuat kita lebih naik kelas bersabar dan bisa menahan diri terhadap nafsu-nafsu yang berlebihan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Emil berharap, semua ASN pun lebih ikhlas, lebih banyak bersedekah, dan lebih banyak mengontrol diri.
"Saya doakan semua bisa bertemu dengan ramadhan karena ada saja yang tak sampai di ramdhan berikutnya. Termasuk saya kehilangan Pa Boy Nugraha kepala Dinas Pemukiman dan Perumahan yang sangat dibanggakan," katanya.
Emil berharap, semua ASN agar terus bersemangat di hari pertama kerja pagi. Karena, ASN sifatnya berbeda dengan pekarjaan yang lain karena harus melayani sepanjang waktu.
"Saya selalu menyampaikan tiga hal terkait dengan ASN," katanya.
Pertama, menurut Emil, semua ASN harus membentengi dengan integritas jangan sampai diciderai. Seperti halnya rumah yang punya pondasi kokoh, dalam diri kita pondasi itu namanya integritas.
"Integritas harus terus dijaga karena berbagai godaan bisa datang diberbagai kesempatan. Saya berbangga BKD sudah dapat prestasi lewat merit sistem yang menjadi contoh di seluruh Indonesia. Tak boleh ada lagi dan dengar lagi adanya jual beli jabatan," paparnya.
Menurutnya, semua ASN tak boleh berhenti berinovasi. Jabar sendiri, menargetkan akan juara tak hanya dunia makanya lahir batin. "Saya mau ASN Jabar harus terus berinovasi dan kolaborasi," katanya.
Kedua, kata dia, melayani sepenuh hati. Dengan seragam ASN, artinya seragam pelayan untuk melayani warga yg membutuhkan kita. Bahkan, warga yang dilayani ada yang bersabar dan marah-marah.
"Kayak saya mau kerja apa aja pasti bully ada dan pujian ada. Saya posting wisata, ada warga yang protes minta jalan diperhatikan. Saya posting jalan, ada honorer yang protes minta kesejahteraannya diperhatikan begitu selalu. Apa pun yg dikerjakan selalu ada protes," paparnya.
Emil berharap, semua ASN BKD Jabar mau bekerja keras karena menganggap melaksanakan kewajiban. Jadi, ada atau pun tak ada apresiasi atau penghargaan tetap dikerjakan.
"Kalau saya kan saat bekerja bahagianya melihat perubahan. Hakikat pemimpin kan pengambil keputusan harus melayani. Setiap melayani, dengan berbagai resiko," katanya.
Pesan ketiga, menurut Emil, ia meminta ASN Jabar bekerja dengan profesional jangan merasa cepat puas dan selesai bekerja. Apalagi, Covid mengajarkan semua harus bisa cepat berubah. Dulu masker harus untuk orang sakit, tapi kemudian berkembang orang sehat juga harus pakai masker. "Sekarang rapat bisa menggunakan Zoom tak harus hadir," katanya.
Emil menilai, BKD tugasnya harus bisa mencari formulasi mana ASN yg bisa tatap muka dan WFH. Begitu juga, kompensasi tak sama karena kalau tatap muka ada pengeluaran transportasi. Kalau WFH tak perlu jadi jangan dipersamakan juga.
"BKD harus memikirkan mungkin jangan semua di paksakan tatap muka. Kalau bisa Zoom kenapa harus ketemu. Saya ingin itu jadi warisan saya. Urusan SDM Jabar harus juara dan urusan teknologi," kata Emil menutup amanatnya.