REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL - Uni Eropa (UE) harus mempertimbangkan penyitaan cadangan devisa asing Rusia yang dibekukan untuk membantu mendanai pembangunan kembali Ukraina pascaperang. Demikian diungkapkan Kepala Kebijakan Uni Eropa Josep Borrell saat wawancara dengan Financial Times.
UE dan sekutu baratnya telah menahan cadangan devisa milik bank sentral Rusia sejak negara itu mulai menggempur Ukraina. Moskow menyebut aksinya sebagai "operasi militer khusus".
Borrell mengatakan kepada surat kabar itu bahwa hal yang logis bagi Uni Eropa untuk melakukan apa yang telah dilakukan Amerika Serikat terhadap aset milik bank sentral Afghanistan setelah Taliban mengambil alih negara Asia tersebut. "Kami mempunyai uang di kantong kami dan seseorang harus menjelaskan kepada saya mengapa ini baik untuk dana Afghanistan dan tidak baik untuk dana Rusia," kata Borrell.
Washington membekukan dana Afghanistan setelah pengambilalihan militer oleh Taliban. AS berencana menggunakan sejumlah dana tersebut untuk membantu warga Afghanistan dan sisanya untuk memenuhi kemungkinan tuntutan hukum terkait terorisme terhadap kelompok ekstremis.