BPS: Ekonomi Jatim Tumbuh 0,75 Persen
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi | Foto: pixabay
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 0,75 persen pada triwulan I-2022 jika dibandingkan triwulan IV-2021 (q-to-q). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 12,40 persen. Struktur PDRB Jawa Timur menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan I-2022 tidak menunjukkan perubahan berarti.
Perekonomian Jawa Timur masih didominasi Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 31,22 persen. Kemudian diikuti Perdagangan Besar Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 18,57 persen; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 10,99 persen; dan Konstruksi sebesar 8,80 persen.
"Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Jawa Timur mencapai 69,58 persen," kata Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan saat menggelar konperensi pers secara virtual, Senin (9/5/2022).
Berdasarkan pengeluaran, Perekonomian Jawa Timur masih didominasi Komponen PKRT yang mencakup lebih dari separuh PDRB Jawa Timur, yaitu sebesar 58,39 persen. Kemudian diikuti komponen PMTB sebesar 27,62 persen; Komponen Ekspor Luar Negeri sebesar 15,35 persen; Komponen PKP sebesar 4,16 persen; Komponen PKLNPRT sebesar 1,17 persen; dan Komponen Perubahan Inventori sebesar 0,95 persen.
"Komponen Impor Luar Negeri sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 18,02 persen," ujarnya.
Dadang melanjutkan, jika dibanding triwulan I-2021 (YoY), ekonomi Jatim pada triwulan I-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,20 persen. Delapan lapangan usaha disebutnya dominan mengalami pertumbuhan ekonomi positif, kecuali Pertambangan dan Penggalian.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Transportasi dan Pergudangan sebesar 18,79 persen. Kemudian disusul Industri Pengolahan sebesar 7,00 persen. Kemudian, Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,63 persen.
Berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Luar Negeri yang tumbuh sebesar 35,97 persen. Kemudian diikuti Komponen PKRT dan Komponen PKLNPRT yang masing-masing tumbuh sebesar 4,40 persen dan 4,11 persen. Selanjutnya, Komponen Impor Luar Negeri tumbuh sebesar 15,33 persen.