Senin 09 May 2022 16:29 WIB

Satgas Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Bandung Pascalebaran

Hingga kini kasus Covid-19 relatif terkendali dengan positivity rate 0,05 persen

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Virus Covid-19 (ilustrasi).  Satuan Petugas (Satgas) penanganan Covid-19 Kota Bandung mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 dua pekan ke depan pascalebaran 1443 Hijriah kemarin.
Foto: www.wikimedia.org
Virus Covid-19 (ilustrasi). Satuan Petugas (Satgas) penanganan Covid-19 Kota Bandung mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 dua pekan ke depan pascalebaran 1443 Hijriah kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satuan Petugas (Satgas) penanganan Covid-19 Kota Bandung mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 dua pekan ke depan pascalebaran 1443 Hijriah kemarin. Hingga saat ini kasus Covid-19 relatif terkendali dengan angka positivity rate 0,05 persen.

"Mudah-mudahan setelah pascamudik ini tidak terjadi lonjakan, itu juga akan dikaji menentukan kebijakan lebih lanjut nanti," ujar Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Bandung Asep Gufron kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Senin (9/5/2022).

Baca Juga

Ia menuturkan euforia masyarakat saat arus mudik dan libur lebaran dikhawatirkan menyebabkan terjadinya lonjakan kasus secara signifikan. Namun pihaknya sedikit lega sebab angka vaksinasi Covid-19 di Bandung relatif tinggi.

"Mudah-mudahan Allah SWT tidak menurunkan kembali adanya lonjakan karena tingkat vaksinasi warga Bandung sebetulnya sudah di atas rata-rata jadi penguatan herd immunity," katanya.

Asep melanjutkan vaksinasi dosis ketiga atau booster saat ini sudah mencapai 35 persen atau melebihi target di bulan April kemarin sebesar 30 persen. Selama bulan puasa Ramadhan kemarin, ia mengatakan program vaksinasi terus digencarkan termasuk saat kegiatan tarawih keliling.

Ia mengatakan pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan mengevaluasi kegiatan vaksinasi pekan depan. Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan kewilayahan untuk mendorong vaksinasi. "Minggu depan akan dievaluasi internal pemetaan kembali untuk percepatan booster," katanya.

Asep menambahkan kasus Covid-19 pada Ahad kemarin nol. Selain itu positivity rate berada di angka 0,05 persen sehingga dikategorikan penyebaran Covid-19 sangat terkendali.

"Kita sangat terkendali kalau bukan aglomerasi maka bisa PPKM level 1," ungkapnya. Terkait status pandemi menjadi endemi, ia menilai hal tersebut kewenangan pemerintah pusat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement