REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Topeng dan wayang cepak menjadi salah satu pilihan oleh-oleh yang cukup diminati para pemudik dan kolektor yang melintasi Indramayu, Jawa Barat. Di Sanggar Jaka Baru, misalnya, topeng dan wayang cepak terjual hingga puluhan set.
"Mudik kemarin itu lumayan sih penjualannya agak banyak, karena pas mudik kan banyak yang mampir ke sanggar untuk beli oleh-oleh topeng, gantungan kunci, tempelan tembok, sama wayang golek cepak juga," ujar Manajer Sanggar Jaka Baru Sadim.
"Kemarin itu topeng aja keluar 20-30 set pas musim mudik, kalau wayang mungkin sekitar 10. Nah kalau arus balik ada, hanya tidak seramai waktu mudik," lanjut dia.
Sadim mengatakan, satu topeng dihargai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Sementara itu, wayang cepak dihargai Rp 1 juta hingga Rp 5 juta, bahkan para kolektor seni tradisi bisa menawar hingga Rp 8 juta.
Sadim menuturkan, kebanyakan pembeli saat musim mudik dan arus balik berasal dari Jakarta, Bandung, Brebes, Tegal, dan kota-kota lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Bahkan, kata dia, pembeli dari luar negeri juga ikut memborong satu peti wayang golek cepak yang berisi 100 wayang. "Pas mudik kemarin juga ada orang Amerika beli satu peti wayang cepak. Satu peti isinya 100 wayang, dihargai Rp 95 juta," kata Sadim.
Sebagai informasi, wayang cepak atau wayang papak merupakan kesenian wayang yang berkembang di Indramayu, Cirebon, dan sekitarnya. Perbedaannya dengan wayang golek adalah wayang cepak memiliki bentuk seperti mahkota di kepalanya.
Sementara itu, Sanggar Jaka Baru yang terletak di Jalan Raya Desa Gadingan, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu telah berdiri puluhan tahun di bawah naungan maestro dalang Ki Warsad Darya yang telah melakukan banyak pementasan hingga ke luar negeri.
Hingga saat ini, Sanggar Jaka Baru telah menjual kerajinan tradisional termasuk wayang dan topeng hingga ke mancanegara seperti Jepang, Amerika, Belgia, Australia, Thailand, Malaysia, dan Singapura.