REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kiper PSIS Semarang Jandia Eka Putra (JEP) diperiksa polisi di Polresta Padang terkait dengan dugaan kasus pemukulan terhadap anggota Brimob Polda Sumatra Barat (Sumbar) Briptu Fauzi Rizki Saputra di objek wisata Pantai Pasir Jambak Kota Padang Sumatera Barat, Ahad (8/5/2022). Kasat Reskrim Polresta Padang Kompol Dedy Adriansyah Putra mengatakan, pemeriksaan terhadap mantan penjaga gawang Semen Padang itu berlangsung hingga hari ini.
"Kemarin sempat diamankan di Polsek, tadi malam kami ambil alih. Karena diduga pelaku banyak, sekitar 10 orang, kami masih periksa peran-peran orang yang diamankan ini," kata Adriansyah, Senin (9/5/2022).
Dari pemeriksaan, untuk sementara dua orang telah mengaku dan ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan beberapa orang lainnya masih berstatus saksi dan terus diperiksa. "Selebihnya masih saksi, kami masih melengkapi alat bukti," jelas Adriansyah.
Menurut Adriansyah, status Jandia sekarang masih saksi, arahnya kalau terlibat maka ditetapkan sebagai tersangka dan saat ini sudah dua orang yang telah ditetapkan tersangka. "Kami masih dalami, kami tidak ingin buru-buru. Masih diperiksa sekarang karena jumlahnya banyak dan membutuhkan waktu untuk diperiksa satu-satu."
Pemukulan ini terjadi saat personel Brimob dan keluarganya berwisata di Pantai Pasir Jambak. Pada saat bersamaan, Jandia Eka Putra dan beberapa orang lain bermain sepak bola di lokasi yang sama.
"Kebetulan anggota Brimob jalan-jalan ke pantai bersama keluarga. Anaknya lagi duduk bermain pasir, kemudian datang pemuda main bola, satu tim lima orang. Jadi main bola hampir mengenai keluarga anggota Brimob," jelas Adriansyah.
Personel Brimob sempat melakukan dua kali teguran namun diduga tidak diindahkan. Selanjutnya terjadi cekcok mulut hingga berujung pemukulan.
"Maka terjadilah pemukulan. Pemain bola yang bermain melakukan pemukulan. Kami masih dalami, kan yang main bola lebih dari 10 orang. Ada juga anak-anak bawah umur main. Jandia Eka Putra juga sedang main saat itu," kata Adriansyah. "Sepertinya terkena cakaran. Semuanya diduga terlibat melakukan penganiayaan dengan tangan. Mereka semua masih diamankan."