Selasa 10 May 2022 00:08 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Saat Ini Mulai Samai Kondisi Pra Pandemi

Laju pertumbuhan ditopang aktivitas ekonomi yang mulai pulih.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Senin (25/4/2022). Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik tahun 2022 menjadi 4,5 sampai 5,3 persen, dimana angka tersebut sedikit lebih rendah dari proyeksi awal sebesar 4,7 hingga 5,5 persen.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Senin (25/4/2022). Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik tahun 2022 menjadi 4,5 sampai 5,3 persen, dimana angka tersebut sedikit lebih rendah dari proyeksi awal sebesar 4,7 hingga 5,5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai, pertumbuhan ekonomi saat ini sudah mulai sama dengan kondisi sebelum pandemi. Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, ekonomi nasional tumbuh 5,01 persen pada kuartal I 2022. 

"Angka itu sejalan dan sesuai dengan prediksi CORE di kuartal review kita prediksi pertumbuhan ekonomi 4,5 persen sampai 5 persen. Kalau kita lihat, sekilas ini angka pertumbuhan prapandemi, tapi perlu diperhatikan masih lebih banyak dipengaruhi faktor global atau eksternal," jelasnya kepada Republika.co.id, Senin (9/5/2022).

Baca Juga

Berbagai faktor global itu, kata dia, meliputi harga sejumlah komoditas yang meningkat, pandemi, serta perang Rusia dan Ukraina. "Sehingga ini memengaruhi ekspor kita yang banyak di komoditas. Juga membuat dari 5,01 persen, sebanyak 2,72 persennya disumbang oleh net ekspor," tutur Faisal.

Ia melanjutkan, faktor dari dalam negeri pun sudah membaik pula. Jika dilihat dari konsumsi rumah tangga, pertumbuhannya sudah mencapai 4,34 persen atau naik signifikan dalam dua tahun terakhir selama pandemi.

"Tapi kalau kita bandingkan dengan prapandemi, pertumbuhan konsumsi rumah tangga 4,34 persen year on year (yoy) di kuartal I berarti masih belum sampai seperti kondisi prapandemi. Pada prapandemi, rata-rata pertumbuhan konsumsi rumah tangga kita 5 persen, artinya pemulihan belum swing," tuturnya.

Dirinya memaparkan, masih ada sebagian konsumen atau sektor yang belum pulih. Salah satunya yang pemulihannya sangat lambat yakni sektor yang berhubungan dengan pariwisata.

Sebelumnya BPS menyatakan, laju pertumbuhan ditopang aktivitas ekonomi yang mulai pulih serta faktor rendahnya basis data pembanding (low base effect) pertumbuhan ekonomi kuatal I tahun lalu.

"Tingginya angka pertumbuhan pada kuartal I 2022 selain karena pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat, faktor lain karena ada low base effect, kita tahu kuartal I 2021 ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 0,7 persen," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (9/5/2022).

Ia mengatakan, dari sisi ekonomi global, seluruh negara mitra dagang utama Indonesia mengalami pertumbuhan positif pada kuartal I tahun ini. Khusus China dan dan Uni Eropa bahkan tumbuh lebih tinggi dari kuartal IV tahun lalu, masing-masing 4,8 persen dan 11,46 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement