Ganjar: ASN Jateng tak Perlu WFH
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo saat meninjau sekaligus memantau harga dan ketersediaan bahan pokok usai momentum lebaran, di pasar Karangayu, Kota Semarang, Senin (9/5). | Foto: dok. istimewa
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah telah beraktivitas normal pada hari pertama masuk kerja usai libur idul Fitri 1443 Hijriyah.
Sehingga tidak ada ASN yang pada hari ini melaksanakan kerja (aktivitas) dari rumah (work from home/WFH), kendati kebijakan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) memperbolehkan ASN bekerja dari rumah.
"WFH tidak perlu dilakukan para ASN di Jawa Tengah,” kata gubernur saat menggelar halal bihalal secara hibrida (langsung dan virtual), gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Senin (9/5/2022).
Meski ada kebijakan Menpan RB bahwa para ASN dibolehkan WFH sepekan ke depan, lanjut Ganjar, di Jawa Tengah semuanya masuk kerja dan kantor pemerintahan sudah normal.
Namun apabila ada ASN yang belum bisa bekerja karena sakit atau berhalangan secara kesehatan boleh minta izin. Karena pelayanan kepada masyarakat langsung gaspol karena ASN di Jawa Tengah tidak merupakan bagian dari arus balik.
"Kita yang ada di Jawa Tengah ini kan bukan tujuan arus balik, tetapi kita yang ‘mengembalikan’ teman-teman yang kemarin mudik, pada saat libur hari raya Idul Fitri (lebaran)," kata Ganjar.
Sementara itu, acara halal bihalal di lingkungan Setda Provinsi Jawa Tengah, yang digelar secara hibrida ini juga diikuti jajaran Forum Komunikasi Pimpinan daerah (Forkopimda) Provinsi Jawa Tengah. Termasuk di dalamnya jajaran kepala organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada di lingkungan Pemprov Jawa Tengah berikut para staf.
Dalam kegiatan halal bihalal secara virtual ini juga dihadiri para direksi Bank Jateng serta sejumlah instansi vertikal seperti Pengadilan Tinggi serta Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah.
Meski digelar secara virtual, kegiatan halal bihalal ini tidak kehilangan makna maupun esensi tradisi untuk saling memaafkan, mulai dari gubernur hingga para staf dan jajaran di pemerintahan yang ada di Provinsi Jawa Tengah.