Selasa 10 May 2022 21:28 WIB

Kenaikan Harga CPO Dorong Pendapatan BWPT Hingga Rp 2,9 Triliun

Kenaikan harga CPO juga dorong EBITDA BWPT meningkat 107 persen

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petani mengumpulkan buah sawit hasil panen di perkebunan (ilustrasi), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 34 persen menjadi Rp 2,9 triliun sepanjang 2021. Pada tahun sebelumnya, pendapatan BWPT hanya mencapai Rp 2,2 triliun.
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Petani mengumpulkan buah sawit hasil panen di perkebunan (ilustrasi), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 34 persen menjadi Rp 2,9 triliun sepanjang 2021. Pada tahun sebelumnya, pendapatan BWPT hanya mencapai Rp 2,2 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 34 persen menjadi Rp 2,9 triliun sepanjang 2021. Pada tahun sebelumnya, pendapatan BWPT hanya mencapai Rp 2,2 triliun.

Direktur Eagle High Henderi Djunaidi mengatakan perusahaan membidik pertumbuhan kinerja yang positif tahun ini. Tercatat EBITDA BWPT pada 2021 juga ikut meningkat 107 persen menjadi Rp 817 miliar dan operating profit mengalami pertumbuhan 194 persen menjadi Rp 278 miliar. 

“Pada tahun ini BWPT akan berfokus pada pengoperasian kebun dan pabrik yang optimal termasuk di dalamnya menjalankan program pemeliharaan dan pemupukan, program panen, serta peremajaan alat berat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (10/5/2022).

Menurutnya BWPT juga akan mengoptimalkan utilisasi, seiring dengan kenaikan harga komponen produksi seperti solar dan pupuk yang berada di luar kontrol perusahaan. Di samping itu, perusahaan juga berfokus peningkatan kualitas dari fasilitas karyawan sehingga produktivitas tetap terjaga.

“Maka demikian, perusahaan pun seraya optimistis performa BWPT pada 2022 akan semakin membaik. Hal itu seiring dengan strategi perusahaan yang mengacu pada pedoman ESG, serta harga CPO yang diyakini akan tetap tinggi,” ucapnya.

Ke depan untuk memastikan keberlanjutan dalam operasional bisnisnya, BWPT juga telah memiliki satu sertifikasi RSPO dan enam sertifikasi ISPO. Saat ini BWPT tercatat peringkat 32 dari total 100 produsen, pengolah, dan pedagang minyak yang dinilai oleh SPOTT (Sustainability Policy Transparency Toolkit–penilaian oleh organisasi non- profit Zoological Society London). 

“Salah satu pabrik kelapa sawit kami juga telah terpasang dan beroperasi sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas yang merupakan Energi Baru Terbarukan (EBT), yang rencananya akan didaftarkan dalam mekanisme untuk mendapatkan carbon revenue," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement