Selasa 10 May 2022 21:51 WIB

Telkom Ungkap Tiga Penyebab Potensial Pemutus SKKL Merauke-Timika

Saat aktivitas vulkanik bawah laut terjadi, ada kemungkinan kabel komunikasi terputus

Red: Gita Amanda
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate (kiri) dan Direktur Network and IT Solution Telkom Herlan Wijanarko (kanan) memberikan keterangan pers terkait progres perbaikan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Telkom Indonesia Timur segmen Merauke-Timika di Jakarta, Selasa (10/5/2022). Perbaikan SKKL tersebut diperkirakan akan selesai pada 26 Mei 2022 sehingga gangguan jaringan internet di wilayah Timika hingga Merauke dapat teratasi.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate (kiri) dan Direktur Network and IT Solution Telkom Herlan Wijanarko (kanan) memberikan keterangan pers terkait progres perbaikan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Telkom Indonesia Timur segmen Merauke-Timika di Jakarta, Selasa (10/5/2022). Perbaikan SKKL tersebut diperkirakan akan selesai pada 26 Mei 2022 sehingga gangguan jaringan internet di wilayah Timika hingga Merauke dapat teratasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero), BUMN penyedia layanan telekomunikasi, mengungkap tiga penyebab potensial putusnya Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Merauke-Timika hingga mengakibatkan sulitnya akses komunikasi di kawasan itu.

"Penyebab pertama itu kondisi geografis, ya. Jadi kita memiliki SKKL di jalur gunung berapi bawah laut, nah itu juga yang kita hadapi di sekitar Papua," kata Direktur Network and IT Solution Telkom Indonesia Herlan Wijanarko dalam konferensi pers di Kementerian Kominfo, Selasa (10/5/2022).

Baca Juga

Herlan menyebutkan ketika aktivitas vulkanik bawah laut terjadi, ada kemungkinan besar kabel komunikasi itu terputus. Selain aktivitas vulkanik, Herlan menyebutkan penyebab kedua yang mungkin membuat kabel fiber optik SKKL Merauke-Timika terputus adalah terjadinya longsor di bawah laut.

Ketika kondisi itu terjadi, maka ada kemungkinan kabel terhantam oleh longsoran dan mengakibatkan putus. Penyebab potensial ketiga adalah aktivitas nelayan yang melakukan penangkapan ikan dan membuat jaringan kabel tersangkut hingga terputus.

"Kalau kabel di laut dangkal, dengan adanya aktivitas nelayan memang kerap kali kabelnya itu tersangkut sama jangkar. Itu beberapa kemungkinan yang biasanya membuat kabel bawah laut terputus. Namun untuk yang kali penyebab putusnya kabel laut baru bisa ketahuan saat sudah diangkat ke permukaan," ujar Herlan.

Herlan merinci berdasarkan pengukuran Telkom Indonesia, kabel laut yang putus dalam rangkaian SKKL Merauke-Timika terjadi di kedalaman 60 meter. Selain itu diperkirakan putusnya kabel berjarak sekitar 270 kilometer dari Merauke. Kondisi putusnya SKKL Merauke-Timika itu pun diharapkan dapat segera selesai sebelum akhir Mei 2022.

Sebelum putusnya SKKL Merauke- Timika, Telkom Indonesia juga baru menangani putusnya SKKL segmen Jakarta-Surabaya. Pengerjaan SKKL Jakarta-Surabaya pun rampung pada 6 Mei 2022 dan kini sudah kembali beroperasi dengan normal.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menegaskan Pemerintah Pusat dan operator penyedia jasa layanan telekomunikasi berkomitmen menjaga agar layanan komunikasi di Tanah Air bisa berjalan optimal. Terutama untuk jaringan tulang punggung atau backbone dipastikan akan langsung ditangani dengan optimal jika ditemukan masalah dalam penggunaannya.

"Sesuai dengan letak geografis dan topografi Indonesia, pengadaan fiber optik untuk membangunnya saja bukan hal yang gampang. Pemeliharaannya pun demikian, bukan hal yang mudah dan hal yang gampang. Karenanya, perlu kesigapan dan kesiapan apabila terjadi gangguan- gangguan di jaringan tulang punggung," ujarnya.

Saat ini Telkom Indonesia bertanggung jawab mengelola 178 ribu kilometer jaringan kabel fiber optik, dengan 24 ribu kilometer-nya untuk domestik berada di bawah laut. Pengadaan fiber optik ini pun berada dalam pengawasan penuh 24 jam untuk memastikan penyelenggaraan telekomunikasi di Tanah Air berjalan dengan lancar dan maksimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement