REPUBLIKA.CO.ID, ODESA -- Pasukan Rusia terus menggencarkan serangan ke Ukraina, menargetkan pelabuhan vital Odesa. Serangan itu bertujuan mengganggu jalur pasokan dan pengiriman senjata yang sangat penting bagi pertahanan Ukraina.
Pada Selasa (10/5/2022), militer Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia menembakkan tujuh rudal sehari sebelumnya dari udara. Rudal itu menyasar Odesa yang merupakan pelabuhan terbesar di Ukraina.
Tembakan rudal Rusia mengenai pusat perbelanjaan dan gudang. Satu orang dilaporkan tewas dan ada lima orang yang terluka. Menurut militer Ukraina, beberapa amunisi yang digunakan berasal dari era Soviet.
Center for Defense Strategies di Ukraina berpendapat Rusia juga menggunakan senjata presisi untuk menyerang Odesa. Senjata itu adalah Kinzhal atau "Dagger", rudal hipersonik yang dirancang untuk diluncurkan dari pesawat militer ke sasaran di darat atau laut.
Sejak pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin gagal merebut Kyiv pada awal konflik, fokus serangan beralih ke jantung industri Ukraina di Donbas. Ada pandangan lain bahwa tujuan Rusia adalah memotong akses maritim Ukraina.
Sasaran tersebut akan memberi keleluasaan Rusia untuk mengakses Semenanjung Krimea, yang direbut Rusia pada 2014. Begitu juga Transnistria, negara pengakuan terbatas yang telah memisahkan diri dari Moldova.
Serangan rudal yang terus berlanjut di Odesa mencerminkan pentingnya kota itu sebagai pusat strategis. Militer Rusia telah berulang kali menargetkan bandara kota dan mengklaim telah menghancurkan beberapa titik persenjataan.
Odesa juga merupakan pintu gerbang utama untuk pengiriman makanan pokok. Karena itu, blokade Rusia bisa mengancam pasokan makanan global. Odesa juga sarat budaya, sehingga menargetkannya pun memiliki makna simbolis.
Konflik antara kedua negara kini memasuki pekan ke-11. Ukraina berhasil menghambat pasukan Rusia, bahkan melancarkan serangan balasan. Salah satu contoh paling dramatis terlihat di Mariupol.
Para pejuang Ukraina tetap bersembunyi di pabrik baja Azovstal, menyangkal kendali penuh Rusia atas kota mereka. Resimen yang mempertahankan pabrik itu menyampaikan pesawat-pesawat perang Rusia terus menggempur.