Rabu 11 May 2022 00:57 WIB

Dewan HAM PBB Gelar Sidang Khusus Tentang Situasi Ukraina

Sidang digelar sesuai permintaan Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Sebuah foto selebaran yang dirilis oleh layanan pers Layanan Darurat Negara Ukraina pada 10 Mei 2022 menunjukkan tim penyelamat bekerja di lokasi serangan rudal di kota pelabuhan Ukraina selatan Odesa, Ukraina, 09 Mei 2022. Menurut pihak berwenang Ukraina, satu satu orang tewas dan sedikitnya dua lainnya luka-luka akibat penembakan di Odesa pada 09 Mei malam. Sebuah pusat perbelanjaan dan tiga gudang terkena tembakan, layanan darurat menambahkan. Pada tanggal 24 Februari, pasukan Rusia menyerbu wilayah Ukraina memulai konflik yang telah memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan.
Foto: EPA-EFE/STATE EMERGENCY SERVICE OF UKRAINE
Sebuah foto selebaran yang dirilis oleh layanan pers Layanan Darurat Negara Ukraina pada 10 Mei 2022 menunjukkan tim penyelamat bekerja di lokasi serangan rudal di kota pelabuhan Ukraina selatan Odesa, Ukraina, 09 Mei 2022. Menurut pihak berwenang Ukraina, satu satu orang tewas dan sedikitnya dua lainnya luka-luka akibat penembakan di Odesa pada 09 Mei malam. Sebuah pusat perbelanjaan dan tiga gudang terkena tembakan, layanan darurat menambahkan. Pada tanggal 24 Februari, pasukan Rusia menyerbu wilayah Ukraina memulai konflik yang telah memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan.

REPUBLIKA.CO.ID,JENEWA -- Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB akan menggelar sidang khusus pada pekan ini. Sidang digelar sesuai9 permintaan Ukraina setelah situasi hak asasi manusia di negara itu memburuk karena "agresi Rusia."

Lembaga yang beranggotakan 47 negara itu mengatakan lebih dari satu pertiga, syarat minimum, mendukung keputusan yang membuka jalan sidang khusus pada Kamis (12/4) mendatang. Sidang tersebut akan digelar di kantor umum PBB Eropa di Jenewa.

Baca Juga

Pada Selasa (10/5) Dewan HAM PBB mengatakan, selain negara-negara Barat sidang ini juga didukung Gambia, Kepulauan Marshall dan Meksiko. Totalnya ada 55 negara termasuk negara-negara pengawas mendukung keputusan itu.

Namun jumlah negara yang mendukungnya dapat terus bertambah. Dewan juga menggelar "dialog darurat" pada sidang terakhir yang digelar beberapa hari setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.

Sebelumnya dilaporkan Gubernur Luhansk membantah klaim Moskow yang mengatakan pasukan Rusia sudah menerobos pertahanan Ukraina dekat Kota Popasna dan bergerak maju ke wilayah perbatasan administratif. Di aplikasi kirim pesan Telegram Serhiy Haidai menyebut klaim itu "fantasi."

"Pertahanan kuat, tidak ada penerobosan," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement