Rabu 11 May 2022 08:33 WIB

Tradisi Arung Laut Meriahkan Lebaran Ketupat di Madura

Tradisi ini merupakan bentuk syukur atau perayaan bagi umat Islam.

Tradisi Arung Laut dan Per-peran mewarnai perayaan Lebaran Ketupat di Madura. (ilustrasi)
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Tradisi Arung Laut dan Per-peran mewarnai perayaan Lebaran Ketupat di Madura. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tradisi Arung Laut dan Per-peran mewarnai perayaan Lebaran Ketupat di Madura. Lebaran ketupat merupakan Lebaran yang biasa dirayakan warga di pulau tersebut pada hari ketujuh setelah Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal.

Tradisi yang diadakan pada Selasa (10/5/2022) ini sebenarnya merupakan bentuk syukur atau perayaan bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa sunah selama enam hari di bulan Syawal setelah hari H Idul Fitri. Tradisi Arung Laut biasa digelar oleh masyarakat pesisir di Kabupaten Bangkalan, sedangkan Per-Peran biasanya digelar oleh masyarakat pesisir di Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan.

Baca Juga

Di Bangkalan, ada tiga lokasi kegiatan Arung Laut yang digelar warga dalam rangka merayakan Lebaran Ketupat, yakni di Perairan Pantai Desa Bancaran, Sukolilo dan Desa Kwanyar," kata Wakapolres Bangkalan Kompol Lutfi di Bangkalan.

Dalam kegiatan ini, warga menghias perahu mereka dan adu kecepatan di tengah laut. Menurut Ketua Kelompok Usaha Bersama Nelayan Bancaran Muhammad Ghafur, kegiatan itu memang rutin digelar setiap tahun, yakni setiap Hari Raya Ketupat.

Kegiatan yang diberi nama Gebyar Hari Raya Ketupat itu awalnya dilakukan untuk mempererat jalinan silaturahim antarnelayan di lingkungan Bancaran. Tetapi kemudian karena ingin suasana lebih ramai dan meriah, akhirnya dibuka untuk umum dan tanpa dikenakan biaya apa pun.

"Khusus pada Lebaran Ketupat kali ini, Arung Laut ini juga dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur, karena kasus Covid-19 mulai melandai di Kabupaten Bangkalan," kata dia.

Selain Arung Laut, kegiatan lain yang juga digelar masyarakat Madura dalam berupaya memeriahkan Lebaran Ketupat dengan menggelar Per-Peran. Per-peran merupakan tradisi masyarakat Pamekasan di pesisir Desa Kramat dan Desa Tanjung, yaitu naik andong dan becak keliling desa sehari setelah Lebaran dan pada Lebaran Ketupat atau tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Menurut tokoh masyarakat setempat Syafawi, Per-Peran awalnya merupakan kegiatan rutin masyarakat pesisir dalam menjalin siturahim dengan kerabat dan handai taulan dengan mengendarai kendaraan tradisional andong. "Tapi dalam perkembangan ada juga kendaraan becak sehingga kendaraan yang digunakan masyarakat bukan hanya andong, akan tetapi juga becak," ujarnya.

Pada Selasa (10/5/2022), Per-Peran digelar warga di dua desa ini di jalur penghubungan antara Kabupaten Pamekasan dengan Kabupaten Sampang, sehingga arus lalu lintas dari arah Pamekasan yang hendak menuju Sampang dan sebaliknya terganggu. Sebanyak 60 personel gabungan dari Satuan Lalu Lintas Polres Pamekasan dan Polsek Tlanakan diterjunkan guna mengurai kemacetan, dan sebagian kendaraan dialihkan melalui jalur tengah, yakni dari Pamekasan melalui Kecamatan Omben dan tembus di Jalan Trunojoyo, Kota Sampang.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement