REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Militer China mengatakan, mereka memantau dan memperingatkan kapal perang Amerika Serikat (AS) yang berlayar melalui Selat Taiwan yang sensitif. Misi ini digelar tidak lama setelah latihan militer China dekat pulau tersebut.
Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan, kapal dengan rudal jelajah USS Port Royal melakukan transit "rutin" ke Selat Taiwan melalui perairan internasional. "Sesuai dengan hukum internasional," katanya, Selasa (10/5).
Pelayaran ini misi kedua Angkatan Laut AS di perairan tersebut dalam dua pekan terakhir. AS menggelar pelayaran semacam itu sekitar satu kali sebulan. Misi-misi ini kerap membuat China berang karena menunjukkan dukungan AS pada Taiwan. Pulau yang dikelola demokratis, tapi diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya.
Dalam pernyataannya Komando Teater Timur Angkatan Bersenjata Cina (PLA) mengatakan pasukannya memantau pergerakan kapal AS tersebut dan telah "memperingatkannya."
"Amerika Serikat kerap menggelar drama dan provokasi bermasalah semacam ini, mengirimkan sinyal yang salah pada pasukan kemerdekaan Taiwan, dan dengan sengaja mengintensifkan ketegangan di seluruh Selat Taiwan," kata komando.
"Pasukan teater mempertahankan kewaspadaan tinggi sepanjang waktu, dengan tegas melawan semua ancaman dan provokasi, dan dengan tegas menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah," ujarnya.
Angkatan Laut AS mengatakan, kapal itu transit melalui sebuah koridor di Selat Taiwan di luar perairan negara mana pun.
"Transit Port Royal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat pada Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, militer AS terbang, berlayar dan beroperasi di mana yang diizinkan hukum internasional," tambahnya.
Pada Senin (9/5) PLA mengatakan, pekan lalu angkatan bersenjata China kembali menggelar latihan militer di dekat Taiwan untuk meningkatkan operasi tempur gabungan antar angkatan. Latihan ini digelar setelah Taiwan melaporkan meningkatnya aktivitas militer China di sekitar pulau itu.
Kapal destroyer dengan rudal pandu USS Sampson berlayar melalui Selat Taiwan pada 27 April lalu. Cina mengecam pelayaran itu dengan mengatakan misi semacam itu 'sengaja' merusak perdamaian dan stabilitas.
Seperti sebagian besar negara lainnya di dunia, AS juga tidak memiliki hubungan diplomasi resmi dengan Taiwan tetapi merupakan pemasok senjata dan pendukung di panggung internasional terpenting pulau tersebut. Ini memicu ketegangan antara Beijing dan Washington.