REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Menteri BUMN Erick Thohir, berkomitmen dalam pemberdayaan ekonomi pesantren. Sebagai program berkelanjutan pemerintah, menurut Erick BUMN dapat meningkatkan ekosistem pangan dengan menggandeng para santri sebagai bagian dari aset kemandirian ekonomi pesantren.
Hal tersebut disampaikan Erick pada saat halal bihalal bersama para santri di Pondok Pesantren Mathla’ul Anwar Banten, (11/5/2022).“BUMN Pangan perlu gandeng para santri sebagai aset keberlangsungan pangan," ujar Erick.
Menurut Erick, pangan menjadi sorotan utama saat ini, seperti komoditas minyak goreng, gula, beras, yang menjadi kebutuhan pangan pokok para santri, guru, orang tua santri, dan komunitas alumni pondok pesantren yang menjadi satu kesatuan ekosistem.
“Pangan menjadi fokus pemerintah. BUMN Holding Pangan ID Food dapat menciptakan rantai pasok pangan di lingkungan santri sebagai wujud kemandirian pangan di lingkungan pondok pesantren," ucap Erick.
Erick mengapresiasi langkah Holding Pangan ID Food mengingat pada hari yang sama, ID Food bersama anak usahanya PPI dan Rajawali Nusindo mendistribusikan 300 ton minyak goreng curah dan 800 ton gula di Kupang, NTT, untuk didistribusikan ke pasar-pasar tradisional.
Erick menyebut, kegiatan ini terlaksana berkat kolaborasi BUMN lainnya seperti PTPN III, Pos Indonesia, dan Bank BRI secara perdana dengan menggunakan fasilitas tol laut sinergi Kementerian Perhubungan dan Badan Pangan Nasional.
"Sebelumnya ID Food juga sudah berkontribusi menyalurkan minyak goreng curah sebanyak 37 juta liter ke pasar tradisional seluruh Indonesia," ungkap Erick.
Direktur Utama Holding Pangan ID Food, Frans Marganda Tambunan mengatakan, ID Food berkomitmen mendukung pemerintah dalam menjaga ketersediaan pangan memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk upaya meningkatkan kemandirian pangan melalui pondok pesantren. Hal tersebut diwujudkan dengan gelaran pasar murah bersama Kementerian BUMN dan pondok pesantren di wilayah Banten.
"Sebanyak dua ribu paket sembako (beras, minyak goreng, dan gula), didistribusikan melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dan Rajawali Nusindo untuk memenuhi kebutuhan komunitas santri di Pondok Pesantren," ucap Frans.
Pasar murah BUMN mendapat sambutan hangat dari pondok pesantren. Pengurus Ponpes Mathla’ul Anwar, Banten, Ida, berterima kasih atas dukungan BUMN dalam memenuhi kebutuhan pangan pondok pesantren dengan harga yang terjangkau. Ida menyebut kegiatan pasar murah menjadi bukti konkret perhatian BUMN terhadap kebutuhan dunia pondok pesantren di Banten.
"Kami senang ada kegiatan Pasar murah dari BUMN di Pondok pesantren, karena kebutuhan pangan pokok juga diperlukan para santri maupun keluarga," ucap Ida.
Direktur Komersial dan Pengembangan PT PPI Andry Tanundjaja mengatakan, PPI terus dan akan tetap mendukung program pemerintah dalam keterjangkauan dan ketersediaan pangan.
"Kami hadir di sini dengan minyak goreng yang terjangkau masyarakat. Sebelumnya kami pun telah mendistribusikan minyak goreng lebih dari 12 juta liter dan lebih dari 25 ribu paket pangan murah selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri," ujar Andry.
Andry mengatakan, PPI sebagai offtaker pada rantai pangan dan juga ekspor gateway, dalam peranannya melalui program TJSL ini menyalurkan bantuan paket pangan murah sebagai salah satu rangkaian program Bulan HUT PPI Ke-19, dengan isi paket pangan berupa minyak goreng kemasan 2 liter dan beras kemasan 2,5 kg dari harga jual semula Rp 81.500 menjadi Rp 50 ribu.
Direktur Operasional PT Rajawali Nusindo, Sonni Subarnas mengatakan, Rajawali Nusindo terus mendukung program pemerintah dalam keterjangkauan dan ketersediaan pangan. Selama Ramadhan, Sonni menyebut, perusahaan telah mendistribusikan minyak goreng lebih dari 13,2 juta liter dan lebih dari 7 ribu paket pangan murah.
"Hari ini di ponpes Mathla’ul Anwar Pusat Menes sebanyak 1.000 paket yang isinya lima kg beras, 1 liter minyak dan 1 kg gula. Sehingga total paket yang sudah disalurkan sampai dengan saat ini sebanyak 8 ribu paket," kata Sonni.