Rabu 11 May 2022 16:31 WIB

Paparan Kebakaran Hutan Tingkatkan Risiko Kanker dan Tumor Otak

Perubahan iklim terus memperburuk kebakaran hutan di seluruh dunia.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Kabakaran hutan dan lahan.
Foto: Antara.
Kabakaran hutan dan lahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah studi menemukan paparan kebakaran hutan dapat memengaruhi peningkatan kanker paru-paru dan tumor otak. Studi yang diterbitkan pada Mei di The Lancet, datang saat perubahan iklim terus memperburuk kebakaran hutan di seluruh dunia.

Selama 20 tahun, para peneliti melacak lebih dari dua juta orang Kanada yang beberapa di antaranya terkena paparan kebakaran hutan. Kemudian mereka menganalisis hasil kanker terkait dengan paparan tersebut.

Baca Juga

Mereka menyimpulkan orang yang tinggal dalam jarak 50 kilometer dari kebakaran hutan selama sepuluh tahun terakhir memiliki sepuluh persen lebih tinggi insiden tumor otak. Hampir lima persennya memiliki insiden kanker paru-paru lebih tinggi dibandingkan orang yang tinggal dengan jarak lebih jauh.

Profesor Departemen Epidemiologi, Biostatistik, dan Kesehatan Kerja di Canada’s McGill University, Scott Weichenthal, mengatakan, kebakaran hutan cenderung terjadi di lokasi yang sama setiap tahun. Namun, hanya ada sedikit informasi tentang efek kesehatan jangka panjangnya.

“Studi kami menunjukkan mereka yang tinggal di dekat kebakaran hutan dapat meningkatkan risiko kanker tertentu,” kata Weichenthal.

Meskipun beberapa wilayah di dunia lebih rentan terhadap kebakaran hutan, termasuk tempat-tempat di Barat Daya, California dan Oregon, kebakaran mematikan di sekitar komunitas perumahan telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Misal, di California dan Oregon yang telah melihat lonjakan kebakaran hutan di dekat rumah-rumah penduduk seperti tragedi tahun 2019 dan 2020.

“Banyak polutan yang dikeluarkan oleh kebakaran hutan diketahui sebagai karsinogen. Ini menunjukkan paparan dapat meningkatkan risiko kanker pada manusia,” kata mahasiswa doktoral di departemen yang sama dengan Weichenthal, Jill Korsiak, dalam sebuah pernyataan.

Selain itu, kebakaran hutan juga secara tidak langsung dapat dikaitkan dengan risiko kanker. Sebuah studi pada Maret menemukan asap api yang tersisa merusak lapisan ozon bumi. Padahal lapisan ozon merupakan perisai yang mencegah sinar ultraviolet berbahaya masuk ke bumi. Tanpa lapisan ozon yang utuh, risiko kanker kulit dapat meningkat.

Dilansir CNet, Rabu (11/5/2022), peningkatan kebakaran hutan adalah akibat dari pemanasan global. Ini disebabkan oleh manusia yang berkontribusi pada emisi gas rumah kaca dengan operasi, seperti membakar batu bara untuk energi yang mendorong terjadinya kebakaran hutan.

Lebih buruk lagi, para ilmuwan memberikan bukti bahwa kebakaran hutan akan terus meningkat, seperti di Amerika Serikat (AS). Studi menemukan kebakaran di AS telah tumbuh empat kali lebih besar dan tiga kali lebih sering sejak tahun 2000.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement