REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota Tangerang mengerahkan ratusan pompa air untuk mempercepat proses penyurutan debit air yang membanjiri beberapa titik di Kota Tangerang, Banten. Dengan pemompaan air yang dimasifkan, kondisi banjir berangsur menyurut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang Ruta Ireng menjelaskan, pihaknya telah mengoperasionalkan sebanyak 232 unit mesin pompa dengan berbagai jenis untuk mengurangi debit air di sejumlah lokasi yang terdampak banjir.
"Kami mengerahkan pompa portable ada delapan unit, pompa listrik 148 unit yg di rumah pompa, mobil pompa tiga unit, pompa apung dua unit dan pompa diesel 71 unit di rumah pompa," kata Ruta, Rabu (11/5/2022).
Sejumlah pompa air diantaranya difokuskan di wilayah Periuk, mengingat adanya dua turap yang jebol, yakni di Jalan Alamanda dan dekat Situ Bulakan. Jebolnya kedua turap diketahui akibat meningkatnya debit air di Situ Bulakan sehingga merendam jalan protokol dan permukiman warga.
"Kita pompa air yang menggenang ke Kali Ledug yang ada di Situ Bulakan, supaya yang di jalan lebih cepat surut. Saat ini area Situ Bulakan dan Jembatan Alamanda sudah bisa dilalui kendaraan," tutur Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin yang memantau langsung ke tempat kejadian perkara (TKP).
Sachrudin menyebut, selain mengoptimalisasi mesin-mesin pompa, juga membuka pintu-pintu air secara berkala di sejumlah titik untuk memperlancar aliran air di sungai.
"Kalau debit air di sungai turun, pemompaan yang dilakukan juga bisa optimal, dan perbaikan tanggul-tanggul yang bocor bisa segera dilakukan," kata dia.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, ada belasan titik banjir yang terjadi di Kota Tangerang dengan ketinggian air berkisar 40 sentimeter (cm) hingga 100 cm atau 1 meter. Secara berangsur, titik-titik banjir kian mengalami surut dan bisa kembali dilalui oleh kendaraan bermotor.