REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Waspada Investasi (SWI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) prihatin dengan masih adanya korban investasi ilegal di Indonesia. Padahal kasus investasi ilegal sudah marak yang terungkap modusnya sekaligus ditangkap pelakunya.
Ketua SWI OJK Tongam L Tobing menyalahkan masyarakat yang tak sadar dengan modus investasi ilegal. Ia menyebut pihaknya sudah melakukan edukasi dan pengumuman bila ada produk investasi ilegal.
"Sudah penanganan, sudah diblokir, tapi korban tidak riset. Mereka percaya saja dengan informasi pelaku. Saat diblokir korban terima saja alasan pelaku bilang sedang perubahan sistem," kata Tongam dalam webinar pada Rabu (11/5/2022).
Tongam menyatakan SWI OJK rutin menghentikan kegiatan investasi ilegal sekaligus mengumumkannya kepada publik. Sehingga ia merasa heran dengan masyarakat yang masih tertipu investasi ilegal.
Apalagi Tongam mewanti-wanti para pelaku investasi ilegal tak akan berhenti beroperasi walau sudah diblokir. Sebab mereka bisa mengubah nama produknya saja.
"Kami hentikan sekarang besok sore mereka bisa buka (produk investasi) lagi. Jadi siapa yang bisa deteksi dini?" ujar Tongam.
Tongam mengajak masyarakat untuk berpikir cerdas dan cermat sebelum terjun ke bisnis investasi. Apalagi ia menyinggung para korban Binomo sebenarnya bukan masyarakat berpendidikan rendah.
"Kita butuh masyarakat yang aware, rata-rata korban punya pendidikan kerja di kantor, punya uang karena rugi ratusan juta. Sangat jarang korban Binomo itu petani. Ini jadi perhatian nggak cuma edukasi tapi perubahan mindset untuk tidak ikuti sesuatu yang ilegal," ucap Tongam.
Tongam juga berpesan agar masyarakat menjauhkan minat dari suatu investasi yang tidak wajar.
"Harus berubah perilaku agar tidak percaya hal seperti itu. Harusnya orang mikir ketika tidak ada produk, tidak ada resiko tapi untung terus," tutur Tongam.