Rabu 11 May 2022 17:29 WIB

IHSG Kembali Melemah, UNVR Malah Melompat hingga 11 Persen

UNVR diborong asing hingga Rp 216 miliar.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). Penguatan IHSG pada hari ini, Rabu (11/5/2022), ditopang oleh beberapa saham blue chip yang naik signifikan dan masuk jajaran top gainers.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). Penguatan IHSG pada hari ini, Rabu (11/5/2022), ditopang oleh beberapa saham blue chip yang naik signifikan dan masuk jajaran top gainers.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada perdagangan Rabu (11/5/2022). Meski sempat menguat pada sesi pertama, IHSG gagal mempertahankan posisi di zona hijau dan berakhir turun ke level 6.816,20 atau terkoreksi tipis sebesar 0,05 persen. 

Penguatan IHSG pada hari ini ditopang oleh beberapa saham blue chip yang naik signifikan dan masuk jajaran top gainers. Diborong asing sebesar Rp 216 miliar, saham UNVR melanjutkan kenaikan hingga 11,42 persen. 

Baca Juga

Selanjutnya, SMGR juga melesat hingga 6,15 persen ke level 6.475, TOWR melompat 5,18 persen ke posisi 1.015, ICBP menguat 4,08 persen ke posisi 8.300. Selain itu dari sektor tambang ADRO naik 1,94 persen dan PTBA naik 1,37 persen. 

Sementara penurunan saham teknologi masih menjadi pemberat IHSG. Saham emiten pengembang metaverse WIRG kembali terpangkas 6,81 persen, diikuti GOTO yang jatuh 6,72 persen, BUKA amblas 6,63 persen dan EMTK tergelincir 1,54 persen. 

"IHSG yang sempat rebound di sesi awal perdagangan, belum cukup kuat untuk masuk ke teritori positif meskipun rilis data consumer confidence mencerminkan optimisme konsumen terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depannya," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Rabu (11/5/2022). 

BI telah merespons kenaikan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve (the Fed) dengan memberikan sinyal akan segera menaikkan suku bunga BI apabila tekanan inflasi dianggap permanen dan akan melampaui sasaran BI. Namun, besarannya bergantung dari faktor penyebab inflasi terutama inflasi inti.

Pada saat yang sama, bursa global bergerak variatif. Menurut riset, hal ini mencerminkan pelaku pasar masih menunggu katalis pendukung berikutnya yang dapat menjadi suplemen penggerak indeks di saat volatilitas pasar sedang tinggi. 

Sepanjang jam perdagangan hari ini, saham yang mengalami penguatan terbesar diantaranya BELL, INPS, ESTA, SKBM, dan MTSM. Sedangkan, saham-saham yang mengalami penurunan terbesar diantaranya IDEA, MGLV, CMPP, INTD, dan ARTO. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement