Rabu 11 May 2022 17:44 WIB

GKR Hemas: Hindari Penggunaan Istilah Anak Nakal, Anak Bermasalah

GKR Hemas merekomendasikan istilah anak dengan pergaulan berisiko.

Red: Reiny Dwinanda
Ketua Tim Penggerak PKK DIY GKR Hemas meminta agar semua pihak menghindari penggunaan istilah anak nakal atau anak bermasalah.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Ketua Tim Penggerak PKK DIY GKR Hemas meminta agar semua pihak menghindari penggunaan istilah anak nakal atau anak bermasalah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Permaisuri Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas berharap semua pihak menghindari penggunaan istilah anak nakal. GKR Hemas yang juga Ketua Tim Penggerak PKK DIY menyebut, istilah anak bermasalah pun perlu dihindari.

"Kami sekarang dan seterusnya akan menggunakan istilah anak dengan pergaulan berisiko. Ini agar anak tidak di-bully," kata GKR Hemas di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (11/5/2022).

Baca Juga

GKR Hemas mengatakan, banyak kasus-kasus anak yang harus diperhatikan sehingga diperlukan koordinasi berbagai pihak, khususnya untuk mengurai masalah sosial, pendidikan, sampai masalah penyalahgunaan narkoba. Menurut dia, diperlukan kerja sama semua pemangku kepentingan, mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, lembaga swadaya masyarakat, hingga TP PKK untuk bersinergi merumuskan dan membuat strategi dan kebijakan penanganan masalah sosial yang melibatkan anak.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَوْ كَالَّذِيْ مَرَّ عَلٰى قَرْيَةٍ وَّهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَاۚ قَالَ اَنّٰى يُحْيٖ هٰذِهِ اللّٰهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ فَاَمَاتَهُ اللّٰهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهٗ ۗ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۗ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالَ بَلْ لَّبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ اِلٰى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۚ وَانْظُرْ اِلٰى حِمَارِكَۗ وَلِنَجْعَلَكَ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَانْظُرْ اِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوْهَا لَحْمًا ۗ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗ ۙ قَالَ اَعْلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?” Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (di sini)?” Dia (orang itu) menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

(QS. Al-Baqarah ayat 259)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement