Rabu 11 May 2022 18:41 WIB

Menkes: Hepatitis Akut Misterius tidak Semenular yang Dibayangkan Banyak Orang

Penularan hepatitis akut melalui saluran cerna lewat makanan.

Rep: Fauziah Mursid, Zainur Mashir Ramadhan/ Red: Andri Saubani
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut hepatitis akut misterius tidak semenular yang dibayangkan banyak orang. (ilustrasi)
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut hepatitis akut misterius tidak semenular yang dibayangkan banyak orang. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penyebaran hepatitis akut tidak seperti penyakit-penyakit yang mengakibatkan pandemi. Budi mengatakan, koordinasi Kemenkes dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Inggris maupun Amerika Serikat, hepatitis akut ini tidak menyebabkan klasterisasi.

"Kita sudah ngomong dengan CDC Amerika, kita sudah ngomong dengan CDC Inggris, klasterisasi itu tidak terjadi. Itu nomor satu. Jadi ini tidak semenular yang dibayangkan banyak orang," ujar Menkes saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (11/5/2022).

Baca Juga

Menkes mengatakan, yang terpenting saat ini adalah mempersiapkan protokol untuk surveilans kasus hepatitis akut di Indonesia. Khususnya, untuk mencegah penambahan maupun penularan kasus hepatitis akut.

Menurutnya, penularan hepatitis akut ini melalui saluran cerna lewat makanan. Karena itu, penting untuk menjaga kebersihan tangan maupun makanan yang akan dimakan.

"Jadi yang penting cuci tangan yang rajin saja sebelum masuk makanannya. Lalu makanannya kalau bisa dimasak dengan baik. Dua itu saja, khususnya untuk anak-anak ya," katanya.

Selain itu, protokol untuk surveilans yang disiapkan adalah memastikan kapan seseorang harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan. Menurutnya, ciri-ciri hepatitis akut ditandai dengan tingginya kadar SGOT maupun SGPT yang menandai gangguan fungsi hati.

"Kalau sudah di atas 100, karena normalnya 30, itu yg harus benar-benar dirujuk ke faskes. Nah, kalau sudah di atas 500, itu harus dimasukin ke faskes rujukan yg memang sudah kita latih untuk itu," ujarnya.

Budi Gunadi juga mengatakan, penyebab hepatitis akut masih dicari penyebabnya dan belum tentu disebabkan oleh adenovirus. Sehingga masih dicari apakah penyebabnya dari virus atau karena kombinasi kombinasi kesehatan lingkungan.

Namun demikian, ia memastikan penularannya jauh lebih rendah dibandingkan penyakit lain seperti cacar, kolera bahkan TBC.

"Supaya jangan kemudian terlalu berlebihan juga dan sampai sekarang seperti yang saya bilang tadi, belum terbukti penularannya disebabkan oleh virus, even Inggris, Amerika lagi mencari karena banyak juga yang terkena tidak ada virusnya," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement